Penggunaan kendaraan pribadi mendominasi area Jabodetabek dan menghasilkan emisi yang tinggi. Institute for Essential Services Reform (IESR) menyebut, butuh kebijakan ambisius untuk mengurangi emisi kendaraan pribadi ini.
Berdasarkan laporan Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration (JUTPI) tahun 2018, kedaraan pribadi khususnya sepeda motor mendominasi jalan di wilayah tersebut dengan persentase 64,9 persen. KOndisi ini menghasilkan emisi yang cukup tinggi, yaitu sebesar 10,07 juta ton CO2e.
Untuk menangani permasalah tersebut, IESR membuat pemodelan yang mengombinasikan strategi Avoid, Shift, dan Improve (ASI) dengan berbagai kebijakan ambisius untuk memangkas emisi transportasi.
Avoid berarti mengurangi kebutuhan perjalanan. Shift berarti beralih menggunakan transportasi ramah lingkungan, dan Improve berarti meningkatkan efisiensi energi dan teknologi moda transportasi eksisting.
Untuk kebijakan work from home (WFH) yang masuk ke dalam strategi Avoid, IESR mengasumsikan pada 2060 akan ada 1,94 persen populasi yang melakukan WFH.
Lalu, ada juga kebijakan Low Emission Zone (LEZ) yang masuk ke dalam strategi Avoid dan Shift. Melalui kebijakan ini, IESR mengasumsikan sebanyak 20.000 individu akan beralih menggunakan transportasi publik.
Adapun untuk strategi Shift melalui kebijakan Transport Oriented Development (TOD) dan peningkatan modal share transportasi publik. IESR mengasumsikan pada 2060, fasilitas TOD akan bertambah 130 persen dan 54 persen capaian modal share transportasi publik.
Selanjutnya yaitu kebijakan biofuel dan kendaraan listrik yang masuk ke dalam strategi Improve. Untuk kebijakan biofuel, IESR mengasumsikan penerapan B100 untuk kendaraan yang tidak terelektrifikasi pada 2060 dan rasio pembelian kendaraan listrik sendiri diasumsikan mencapai 100 persen.
Berdasarkan perhitungan IESR, kombinasi strategi dan kebijakan ambisius tersebut dapat mengurangi emisi sebesar 95,5 persen pada 2060 jika dibandingkan dengan skema business as usual (BAU).
Selain membuat pemodelan kebijakan dengan strategi ASI, IESR juga merekomendasikan beberapa hal yang penting untuk diterapkan seperti menyelaraskan perencanaan tata kota Jabodetabek, meningkatkan pemahaman masyarakat terkait kendaraan listrik, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum, meningkatkan sales share penjualan kendaraan listrik hingga mendorong kebijakan discard rate kendaraan.