Banner

Strategi Atasi Kemacetan dan Kurangi Emisi Ibu Kota

Katadata
Avatar
Oleh Ardhia Annisa Putri 17 Februari 2024, 14.12

Sektor transportasi di Jakarta menjadi penyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan tingginya tingkat kemacetan. Data menunjukkan, emisi GRK dari sektor transportasi Jakarta mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Pada 2014 angka itu mencapai 9,8 juta ton CO2e dan mencapai 13,3 juta ton CO2e pada tahun 2018. Selain itu, data Tomtom Traffic Index menunjukkan kemacetan DKI Jakarta pada tahun 2022 berada di peringkat 29 dari 389 kota di dunia, menunjukkan tingkat kemacetan yang tinggi.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, terdapat beberapa strategi dekarbonisasi dan pengurangan kemacetan. Strategi tersebut dikenal dengan pendekatan "Avoid, Shift, Improve" yang melibatkan berbagai langkah.

Langkah Avoid dimaksudkan untuk menghindari kebutuhan melakukan perjalanan. Misalnya, menyediakan hunian terjangkau dan layak hingga pembangunan berorientasi transportasi publik.

Adapun Shift merupakan pendekatan yang berupaya mendorong peralihan ke moda transportasi rendah atau tanpa emisi. Misalnya, meningkatkan minat penggunaan transportasi publik dan membuat kebijakan pengendalian penggunaan kendaraan bermotor pribadi.

Terakhir yaitu Improve yang maksudnya untuk meningkatkan efisiensi energi dan keandalan teknologi transportasi dengan cara elektrifikasi transportasi publik hingga meningkatkan standar emisi.

Dengan menerapkan strategi ini, diharapkan Jakarta dan mungkin kota-kota lainnya dapat mengurangi emisi GRK sektor transportasi dan meminimalkan tingkat kemacetan, menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan.

Reporter : Ardhia Annisa Putri Editor : Fitria Nurhayati
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.