Banner

Kendaraan Listrik Tetap Rendah Emisi Apapun Jenis Pembangkitnya

Katadata
Avatar
Oleh Ardhia Annisa Putri 13 November 2023, 06.06

Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) melakukan kajian mengenai emisi kendaraan listrik. Berdasarkan perhitungan KPBB, emisi kendaraan listrik tetap lebih rendah dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM), bahkan ketika diisi daya pembangkit listrik berbasis batubara.

Kendaraan dengan bahan bakar bensin menghasilkan emisi 179,2 grCO2/km. Dengan perhitungan jarak tempuh yang sama, kendaraan listrik hibrid yang menggunakan bensin dan batubara sebagai bahan bakar menunjukkan emisi sekitar 76,8 grCO2/km. Sementara kendaraan listrik yang mengandalkan batubara sebagai sumber daya utama mengeluarkan emisi sebesar 67,8 grCO2/km.

Di saat yang sama, kendaraan listrik yang menggunakan LNG (Liquified Natural Gas) menghasilkan emisi sebesar 39,6 grCO2/km. Sedangkan kendaraan yang mengandalkan energi terbarukan mencapai tingkat emisi terendah, yakni 9,9 grCO2/km.

Tidak hanya memiliki emisi yang lebih rendah, kendaraan listrik juga memberikan kontribusi positif terhadap efisiensi energi nasional. Contohnya, kendaraan listrik dengan pembangkit batubara dapat menghemat energi sebanyak 21,3 juta kiloliter setara BBM per tahun, 

Sementara kendaraan listrik dengan pembangkit LNG dapat mencapai penghematan hingga 31,6 juta kiloliter per tahun. Angka penghematan tertinggi tercatat pada kendaraan listrik dengan pembangkit air, mencapai 51,5 juta kiloliter per tahun.

Namun, meski kendaraan listrik terbukti memiliki emisi yang lebih rendah dengan beragam sumber pembangkit listrik, Executive Director KPBB Ahmad Safrudin menegaskan perlunya segera melaksanakan phase-out Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara. “Ini perlu dilakukan agar penurunan emisi kendaraan dapat segera terwujud,” ucapnya.

Reporter : Ardhia Annisa Putri Editor : Fitria Nurhayati
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.