Zona Rendah Emisi untuk Kota Layak Huni

Zona Rendah Emisi atau Low Emission Zone (LEZ) merupakan konsep yang membatasi penggunaan kendaraan bermotor berdasarkan standar emisi ketika memasuki area tertentu. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas udara dan mewujudkan kota yang lebih layak huni.

Salah satu contoh implementasi LEZ adalah di Kota Tua Jakarta. Zona ini diterapkan sejak 8 Februari 2021 dengan cakupan area seluas 0,14 km2. 

Namun dalam studi Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) Indonesia bertajuk “Dokumentasi dan Rekomendasi LEZ Kota Tua Jakarta”, LEZ di Kota Tua lebih mendekati konsep low-traffic neighbourhood atau limited traffic zone. Hal tersebut dikarenakan cakupan LEZ Kota Tua masih terlalu kecil untuk berdampak bagi perbaikan kualitas udara skala kota.

Oleh karena itu, ITDP Indonesia merekomendasikan sejumlah kebijakan untuk meningkatkan efektivitas LEZ di Kota Tua yang terbagi dalam jangka pendek, jangka menengah hingga panjang. Harapannya, rekomendasi tersebut juga dapat diterapkan untuk daerah lain.

Untuk jangka pendek, diperlukan pembatasan dalam penggunaan kendaraan bermotor secara menyeluruh dan mengintegrasikan sistem transportasi seperti kereta rel listrik (KRL) dan Transjakarta. Selain itu, meningkatkan aksesibilitas dari dan ke transportasi publik serta titik parkir juga menjadi hal penting.

Adapun rekomendasi jangka menengah hingga panjang, fokus pada peningkatan aksesibilitas dan sarana prasarana bagi pejalan kaki dan pesepeda. Ditambah mendorong penggunaan kendaraan bermotor rendah emisi atau bahkan tanpa emisi. Juga perlu dikaji potensi penerapan LEZ dengan cakupan area yang lebih luas agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas.

Manfaat penerapan LEZ telah terbukti di berbagai kota di dunia. Misalnya, di Stockholm, Swedia dengan cakupan area 14 km2. Sejak LEZ diterapkan pada tahun 2000, terjadi penurunan emisi PM sebesar 40% di kota itu.

Di Berlin, Jerman dengan cakupan area LEZ 88 km2, terjadi penurunan NOx sebesar 20% per tahun sejak tahun 2008. Sedangkan di Beijing, Tiongkok dengan cakupan area mencapai 2.297,5 km2, terjadi penurunan emisi PM sebesar 34% dari aktivitas perpindahan barang antara tahun 2013 hingga 2020.