Banner

Tren Global Keuangan Berkelanjutan

Katadata
Avatar
Oleh Hanna Farah Vania 13 Februari 2024, 19.43

Keuangan berkelanjutan menjadi kebutuhan utama dalam upaya pembangunan hijau. Ini bisa menjadi solusi di tengah berbagai tantangan seperti perubahan iklim, pandemi, dan perang geopolitik di dunia. 

Sebelum pandemi, pembiayaan Sustainable Development Goals (SDGs) sebesar USD 2,5 triliun. Sedangkan, pada pandemi angkanya meningkat sebesar USD 3,9 triliun. Pendanaan untuk SDGs juga diproyeksikan terus meningkat hingga USD 4,2 triliun pada 2030.

Sejumlah negara juga sudah mengimplementasikan pembangunan hijau dengan keuangan berkelanjutan. Beberapa di antaranya adalah Kamboja yang memiliki Taman Tenaga Surya Nasional yang mampu mengurangi dua per tiga biaya listrik negara. Biaya pendanaannya mencapai USD 26,7 juta.

Selain itu, ada Cile yang memiliki insentif moneter sebagai upaya dekarbonisasi dengan pendanaan sebesar USD 125 juta. Manfaatnya, Cile mampu mengurangi emisi 1,2 juta ton CO2eq. Tidak hanya itu, Nepal juga memiliki program pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) bertenaga surya serta air di perdesaan. Melalui pembiayaan sebesar USD 2,3 juta, masyarakat desa terpencil di Nepal dapat merasakan akses listrik. 

Pembangunan hijau perlu berpegang pada prinsip berkelanjutan. Beberapa prinsip tersebut adalah memastikan ketahanan energi, proses rantai pasoknya memperhatikan prinsip hak asasi manusia, dan memperhatikan risiko iklim sehingga perlu mempercepat investasi pada upaya adaptasi dan mitigasi.

Reporter : Hanna Farah Vania Editor : Fitria Nurhayati
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.