Katadata Green
Banner

China Kuasai Investasi Transisi Energi Dunia, Sentuh Rekor US$2,1 T

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym.
Avatar
Oleh Rezza 31 Januari 2025, 13.47

Investasi di sektor transisi energi global memecahkan rekor terbaru hingga US$2,1 triliun di 2024.

Laporan terbaru Energy Transition Investment Trends 2025 yang dirilis oleh BloombergNEF menyebut investasi transisi energi global tumbuh 11% di 2024. Kendati demikian, angka ini melambat dibandingkan dengan pertumbuhan di 2023 yang mencapai 29%.  Pertumbuhan investasi ditopang oleh kenaikan di sektor kendaraan listrik, energi terbarukan, dan jaringan kelistrikan. 

Kendaraan listrik termasuk mobil dan motor listrik, kendaraan komersial, fasilitas pengecasan, dan bahan bakar, menyumbang investasi terbesar hingga $757 miliar di 2024. Sementara itu, investasi jaringan kelistrikan yang meliputi transmisi dan digitalisasi mencapai US$390 miliar. Laporan itu menyebut teknologi yang lebih mapan seperti energi terbarukan, baterai, kendaraan listrik dan jaringan kelistrikan lebih disukai investor, di mana jumlahnya mencapai US$1,93 triliun. 

Sebaliknya, investasi di sektor hidrogen, penangkapan karbon, dan teknologi bersih nuklir hanya mencapai US$155 miliar, turun 23% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan ini dipicu oleh ketersediaan teknologi, keterjangkauan, hingga skala komersialisasi. 

China menguasai investasi transisi energi dengan menyumbang US$818 miliar atau dua pertiga dari total investasi global, naik 20% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, tren investasi stagnan di Amerika Serikat. Bahkan di Inggris dan Uni Eropa, investasi cenderung turun. India dan Kanada jadi pemain baru di sektor dengan kenaikan masing-masing 13% dan 19%. 

Albert Cheung, Deputy CEO of BNEF, mengatakan meskipun telah mencapai rekor baru, investasi transisi energi masih jauh dari kebutuhan. Ia memperkirakan nilainya harus mencapai US$5,6 triliun per tahun dari 2025 hingga 2050 untuk mencapai target net zero di pertengahan abad ini. 

“Laporan ini menunjukkan pertumbuhan di tengah rezim ketidakpastian politik dan suku bunga yang tinggi,” ujarnya dikutip dari Bloomberg, Jumat (31/1). 

Sementara itu, pendanaan untuk startup iklim justru mengalami penurunan. Perusahaan yang bergerak di teknologi iklim meraup investasi hingga US$50,7 miliar di 2024, turun 40% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ini menandar kontraksi tiga tahun berturut-turut yang terjadi di sektor ini. 

 

Editor : Rezza
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.