Bank Australia Perlambat Pinjaman Proyek Intensif Karbon

Bank-bank terkemuka Australia meningkatkan upaya untuk mengurangi jejak karbon dan menyelaraskan tujuan iklim global.

Hal tersebut dilakukan dengan memperlambat pemberian pinjaman untuk proyek-proyek yang intensif karbon.

Pemberi pinjaman terbesar di negara itu, Commonwealth Bank of Australia (CBA) berencana untuk mengurangi emisi yang terkait dengan pinjaman atau investasi menjadi nol pada 2030 untuk pelanggan pertambangan batu bara termal.

National Australia Bank (NAB), pemberi pinjaman bisnis teratas di negara itu, mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka tidak akan membiayai pelanggan atau proyek baru terkait pertambangan batu bara termal.

Partai Buruh yang berkuasa di Australia menargetkan 82% listrik negara itu berasal dari energi terbarukan pada 2030, naik dari sekitar 40% saat ini dan juga berupaya mengurangi emisi karbon hingga 43% dari level tahun 2005.

Untuk jangka panjang, partai tersebut membayangkan sistem energi yang sebagian besar terbarukan yang didukung oleh baterai dan pembangkit gas yang fleksibel.

NAB, yang hingga September 2023 tidak memiliki pinjaman perusahaan kepada pelanggan pertambangan batu bara termal atau pembiayaan proyek untuk aset pertambangan batu bara termal, bermaksud untuk mempertahankan sikap ini di masa mendatang.

Pemberi pinjaman tersebut juga telah mengumumkan selusin target dekarbonisasi, termasuk untuk pembangkit listrik, batu bara termal, serta sektor minyak dan gas.

Mereka juga tengah meningkatkan pembiayaan untuk pembangkit listrik bertenaga terbarukan.

CBA menandai tantangan yang dihadapi Australia dalam mengganti pembangkit listrik bertenaga batu bara yang sudah tua dengan energi terbarukan karena proyek energi terbarukan dan transmisi berskala besar membutuhkan waktu lebih lama untuk beroperasi.

"Meskipun pembangkit listrik bertenaga batu bara menjadi kurang menarik secara komersial, beberapa rencana penghentian pembangkit listrik bertenaga batu bara ditunda untuk mempertahankan daya yang andal bagi jaringan listrik Australia," kata CBA, dikutip dari Reuters, Rabu (14/8).