Katadata Green
Banner

Studi: Terdapat Jejak Karbon dari Kebakaran Vegetasi Global

freepik/wirestock
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 8 Agustus 2024, 21.46

Studi inovatif yang dilakukan oleh Institut Penelitian Informasi Dirgantara dengan Chinese Academy of Sciences telah mengungkap jejak karbon yang sangat besar dari kebakaran hutan dan lahan global.

Penelitian yang diterbitkan dalam journal Earth System Science Data mengatakan emisi karbon dari kebakaran tersebut rata-rata mencapai 25,9 miliar metrik ton per tahun antara tahun 2020 dan 2022.

Kebakaran lahan rumput muncul sebagai penyebab utama, dengan emisi yang melebihi kebakaran hutan dan pembakaran sisa tanaman.

"Mengukur emisi karbon secara akurat dari pembakaran biomassa sangat penting untuk memahami siklus karbon ekosistem darat dan merupakan prasyarat untuk mengklarifikasi anggaran karbon global dan regional," kata Shi Yusheng, penulis studi tersebut dan peneliti di Institut Penelitian Informasi Dirgantara.

Shi mengatakan data akurat tentang emisi karbon dari pembakaran biomassa dapat meningkatkan akurasi model transportasi atmosfer, yang akan berdampak signifikan pada studi siklus karbon ekosistem darat dan konsentrasi karbon atmosfer.

Studi tersebut berfokus pada emisi dari kebakaran alam dan tidak mencakup emisi dari bahan bakar fosil, kendaraan, atau sumber industri.

Shi mengatakan pemantauan emisi karbon dari kebakaran vegetasi merupakan tantangan, karena kebakaran terjadi secara acak dan menyebar luas.

Data dikumpulkan menggunakan rangkaian satelit Fengyun yang diluncurkan oleh Badan Meteorologi Tiongkok.

Satelit dapat mengidentifikasi kebakaran pada vegetasi daratan, yang memungkinkan peneliti untuk mengecualikan sumber panas industri dan memperoleh data akurat tentang kebakaran alam.

"Kebakaran alam memerlukan kadar air yang rendah dalam biomassa, kekeringan ekstrem, dan kondisi curah hujan tertentu agar dapat menyala dan menyebar. Faktor-faktor ini membantu mengidentifikasi kebakaran alam," kata Shi, dikutip dari China Daily, Rabu (7/8).

Studi tersebut menyoroti kemampuan satelit meteorologi Fengyun dalam memantau dan mengidentifikasi titik api, menunjukkan kontribusi potensialnya terhadap tata kelola perubahan iklim global dan pembangunan berkelanjutan.

Basis data dan temuan penelitian tersebut tersedia untuk umum dengan tujuan berbagi data, menyediakan dasar untuk penelitian global selanjutnya.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
Artikel Terpopuler
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.