Perusahaan Asuransi di Inggris Hadapi Lonjakan Klaim Terkait Cuaca

Perusahaan asuransi membayar klaim senilai Rp 28 triliun (£1,4 miliar) yang merupakan rekor tertinggi di Inggris selama kuartal kedua, terutama karena bencana terkait cuaca seperti kebakaran dan banjir.

Harga rata-rata asuransi rumah di Inggris naik sebesar 6% dari kuartal sebelumnya menjadi Rp 8 juta (£396) dalam tiga bulan yang berakhir pada Juni.

Sementara itu, premi rata-rata untuk polis gabungan meningkat sebesar 19% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023.

Pemilik rumah dan bisnis berjuang menghadapi kerusakan akibat badai, hujan lebat, dan pembekuan pipa.

Asosiasi Perusahaan Asuransi Inggris (ABI) melaporkan klaim atas kerusakan rumah mencapai Rp 2,9 triliun (£144 juta) dalam periode tersebut, menandai kuartal kelima berturut-turut klaim terkait cuaca telah melampaui Rp 2 triliun (£100 juta).

Menurut perwakilan industri, peningkatan banjir di Inggris akibat luapan sungai dan saluran air yang tersumbat menyebabkan perusahaan asuransi menarik diri dari penawaran pertanggungan, khususnya untuk properti komersial dan tuan tanah perumahan.

Badan industri tersebut mengatakan reformasi yang sangat dibutuhkan pada sistem perencanaan, dengan fokus pada langkah-langkah pencegahan, sangat penting untuk lebih membentengi negara terhadap perubahan iklim.

"Tindakan pemerintah yang mendesak untuk mengatasi banjir air permukaan dan mempertahankan investasi dan pemeliharaan banjir juga akan membantu mengurangi dampak banjir di masa mendatang," kata Penasihat Kebijakan ABI Louise Clark, dikutip dari Reuters, Senin (12/8).

London merupakan salah satu kota yang dilanda banjir bandang minggu lalu setelah hujan musim panas yang deras.

Sementara itu, beberapa negara bagian di tenggara AS dilanda Badai Tropis Debby.

Peristiwa-peristiwa tersebut memberikan peringatan serius kepada perusahaan asuransi tentang meningkatnya risiko dari perubahan iklim dan urbanisasi.