Dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia begitu besar sehingga mengacaukan waktu.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh The Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), mencairnya es di kutub yang disebabkan oleh pemanasan global mengubah kecepatan rotasi bumi dan menambah lama durasi waktu setiap hari.
Hal tersebut akan semakin cepat pada abad ini karena manusia terus mengeluarkan polusi yang menyebabkan pemanasan global
Perubahannya memang kecil, hanya dalam hitungan milidetik per hari. Namun, di dunia yang sangat terhubung dengan teknologi tinggi, hal ini berdampak besar pada sistem komputasi yang selama ini kita andalkan, termasuk GPS.
Ini merupakan salah satu tanda betapa besarnya dampak yang ditimbulkan manusia terhadap planet bumi ini.
“Ini adalah bukti betapa gawatnya perubahan iklim yang sedang berlangsung,” kata Surendra Adhikari, ahli geofisika di Jet Propulsion Laboratory NASA.
Jumlah jam, menit, dan detik setiap hari di bumi ditentukan oleh kecepatan rotasi bumi, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks.
Hal ini termasuk proses dalam inti cair planet, dampak berkelanjutan dari mencairnya gletser besar setelah zaman es terakhir, serta mencairnya es di kutub akibat perubahan iklim.
Namun, selama ribuan tahun, pengaruh bulan mendominasi, menambah panjang durasi hari beberapa milidetik per abad.
Bulan memberikan tarikan terhadap bumi yang menyebabkan lautan menggembung ke arahnya, sehingga secara bertahap memperlambat rotasi bumi.
Para ilmuwan sebelumnya menemukan hubungan antara pencairan es di kutub dan durasi hari yang lebih panjang.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pemanasan global memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap waktu dibandingkan dengan apa yang ditunjukkan oleh penelitian terbaru.
"Di masa lalu, dampak perubahan iklim terhadap waktu tidak begitu dramatis,” kata Benedikt Soja, asisten profesor geodesi luar angkasa di universitas Swiss ETH Zurich.
Namun hal itu bisa saja berubah. Jika dunia terus menghasilkan polusi yang menyebabkan pemanasan global.
"Perubahan iklim bisa menjadi faktor dominan baru, melebihi peran bulan," katanya kepada CNN, Senin (15/7).
Cara kerjanya seperti ini: Saat manusia menghangatkan bumi, gletser dan lapisan es mencair, dan air lelehan tersebut mengalir dari kutub menuju khatulistiwa.
Hal ini mengubah bentuk planet, meratakan kutubnya dan membuatnya lebih menonjol di bagian tengah, memperlambat rotasinya.
Prosesnya sering disamakan dengan peseluncur es yang sedang berputar. Saat peseluncur menarik lengannya ke arah tubuhnya, peseluncur berputar lebih cepat. Jika peseluncur menggerakkan lengannya ke luar, menjauhi tubuhnya, putarannya akan melambat.
Tim ilmuwan internasional mengamati periode 200 tahun, antara tahun 1900 dan 2100, menggunakan data observasi dan model iklim untuk memahami bagaimana perubahan iklim mempengaruhi lama hari di masa lalu dan memproyeksikan perannya di masa depan.
Mereka menemukan bahwa dampak perubahan iklim terhadap panjang hari telah meningkat secara signifikan.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.