Penelitian terbaru mengungkapkan kenyataan aneh lainnya tentang iklim kita yang terlalu panas.
Menurut artikel SciTechDaily, tumbuhan menghasilkan lebih sedikit serbuk sari dan lebih sedikit variasi serbuk sari karena meningkatnya suhu global.
Hal ini merupakan potensi ancaman terhadap stabilitas sistem pangan kita.
Sekelompok peneliti dari University of Texas, Arlington; Universitas Nevada, Reno; dan Virginia Tech menerbitkan studi baru di Oecologia yang menyoroti dampak perubahan iklim terhadap pola penyerbukan tanaman.
Tim peneliti membuat 19 lokasi pengambilan sampel di seluruh wilayah Great Basin dan Pegunungan Sierra Nevada untuk mengumpulkan sampel kupu-kupu guna lebih memahami bagaimana serangga ini menyerbuki tanaman di wilayah tersebut.
Selain itu, para peneliti juga meninjau sampel kupu-kupu yang disimpan di Museum Sejarah Alam kampus Reno yang dikumpulkan antara tahun 2000 dan 2021.
Setelah menganalisa data historis selama 21 tahun, penelitian tersebut meneliti bagaimana perubahan iklim berdampak negatif terhadap penyerbukan.
Temuan penelitian mengungkapkan bahwa kejadian cuaca ekstrem, perubahan waktu pembungaan, serta penurunan keanekaragaman hayati dan habitat tanaman mengancam interaksi penyerbuk tanaman, yang pada akhirnya dapat menimbulkan konsekuensi parah pada rantai pasokan makanan kita.
Rumah bagi lebih dari 200 spesies kupu-kupu, kawasan Great Basin merupakan ekosistem rapuh yang bergantung pada penyerbuk untuk penyebaran dan perbanyakan benih.
Penyerbuk memainkan peran penting dalam produksi dan keanekaragaman tanaman, yang pada akhirnya melindungi pasokan makanan kita.
“Tanpa penyerbukan yang efektif, banyak tanaman penting bagi pasokan pangan global akan gagal,” kata Dr. Behnaz Balmaki, penulis utama studi tersebut dan asisten profesor biologi di UTA.
Menurunnya tingkat penyerbukan tidak hanya mengancam pasokan makanan kita, namun juga mengganggu kesehatan ekosistem lokal. Ketika tingkat penyerbukan menurun, spesies tanaman juga menurun, sehingga menciptakan efek domino yang sangat dahsyat.
Satwa liar yang bergantung pada tanaman tersebut untuk mencari makan akan mengalami penurunan populasi, sehingga mengancam kelangsungan ekosistem.
Studi penelitian tambahan sedang dilakukan mengenai dampak perubahan iklim terhadap pola penyerbukan. Semakin banyak penelitian yang dilakukan, semakin jelas bahwa diperlukan tindakan segera.
“Penelitian kami menyoroti perlunya mengembangkan kebijakan konservasi yang ditargetkan untuk melindungi penyerbuk dan menjaga layanan penyerbukan yang penting selama pemanasan global, sehingga dapat mengatasi beberapa tantangan lingkungan paling signifikan di zaman kita,” kata Dr. Behnaz, dikutip dari The Cool Down, Minggu (14/7).
Meskipun para peneliti berharap temuan mereka dapat mengkatalisasi upaya konservasi untuk melindungi penyerbuk, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk membantu melindungi proses penyerbukan di halaman rumah kita.
Dengan menanam tanaman asli dan menggunakan penangkal hama alami, kita dapat menarik penyerbuk ke halaman, mempercantik rumah, dan memperbaiki dunia dalam prosesnya.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.