Banner

Penghapusan Karbon Global Capai US$100 Miliar per Tahun

Unpslash
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 28 Juni 2024, 10.10

Pasar global untuk kredit penghapusan karbon dioksida (CO2) bisa mencapai US$100 miliar (Rp 1.637 triliun) per tahun antara tahun 2030 dan 2035 dari US$2,7 miliar (Rp 44.2 triliun) tahun lalu jika hambatan-hambatan terhadap pertumbuhannya dapat diatasi.

Perubahan iklim yang memburuk dan upaya-upaya yang tidak memadai untuk mengurangi emisi telah membuat para ilmuwan PBB memperkirakan miliaran ton karbon harus disingkirkan dari atmosfer setiap tahunnya dengan menggunakan alam atau teknologi untuk mencapai target iklim global.

Berdasarkan laporan dari Oliver Wyman, City of London Corporation dan Forum Pasar Karbon Inggris, permintaan kredit mulai meningkat dari berbagai sektor seperti teknologi dan keuangan, bahan kimia dan penerbangan, namun belum cukup besar untuk mendorong skala proyek yang menurut para ahli diperlukan.

Total penjualan CO2 diperkirakan mencapai US$2,7 miliar di 2023, tetapi dapat tumbuh hingga US$100 miliar per tahun pada 2030-35.

Hambatan dalam mengembangkan pasar ini termasuk kurangnya standar yang disepakati secara universal tentang kredit penghapusan CO2 dan kurangnya panduan tentang bagaimana penghapusan dapat digunakan untuk membantu memenuhi target iklim.

Dengan tingkat pertumbuhan saat ini antara tahun 2020-2023, pasar diperkirakan akan mencapai US$10 miliar (Rp 163 triliun) per tahun pada 2030-2035.

Untuk menumbuhkan pasar di Inggris, pemerintah harus memasukkan penghapusan dalam sistem perdagangan emisinya, menetapkan kerangka kerja keuangan untuk mendukung pasar dan mendukung penggunaan penghapusan dalam strategi nol emisi perusahaan.

Secara global, US$32 miliar (Rp 524 triliun) telah diinvestasikan untuk proyek-proyek penghilangan karbon dioksida, di mana US$21 miliar (Rp 344 triliun) di antaranya untuk solusi-solusi yang direkayasa, seperti proyek-proyek penangkapan udara langsung (direct air capture/DAC) yang menyedot CO2 dari atmosfer dan US$11 miliar (Rp 180 triliun) untuk solusi-solusi yang berbasiskan alam, seperti menanam pohon.

Para pengkritik memperingatkan bahwa terlalu fokus pada penghapusan karbon bisa menghalangi perusahaan untuk mengurangi emisi mereka sebanyak mungkin, dikutip dari Reuters, Kamis (27/6).

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.