Tiongkok berjanji untuk memangkas emisi dari empat industri padat karbon - baja, penyulingan minyak, amonia, dan semen - hingga 84 juta ton pada akhir tahun depan.
Ini sejalan dengan target untuk memperbaiki sistem industri nasional yang berkontribusi terhadap sekitar separuh emisi karbon di negara tersebut.
Menurut Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) Tiongkok, konservasi energi dan pengurangan karbon di industri baja, penyulingan minyak, amonia sintetis, dan semen akan menjadi kunci untuk mencapai puncak emisi karbon dan mencapai netralitas karbon serta memajukan transisi hijau.
Tiongkok adalah penghasil emisi terbesar di dunia dan berkontribusi terhadap sepertiga dari total emisi karbon global.
“Secara aktif mempromosikan konservasi energi dan pengurangan karbon di industri terkait, mengendalikan akses proyek-proyek baru, menerapkan konservasi energi dan transformasi pengurangan karbon pada proyek-proyek yang sudah ada, mempromosikan pembaharuan peralatan yang mengkonsumsi energi dan mengoptimalkan struktur konsumsi energi, secara efektif dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi dan mengurangi emisi karbon dioksida,” ujar NDRC, dikutip dari South China Morning Post pada Senin (10/6).
Menurut komisi tersebut, hal ini sangat penting dalam mendukung konservasi energi dan pengurangan karbon di seluruh masyarakat Tiongkok.
Industri baja menyumbang antara 15% hingga 20% dari keseluruhan emisi Tiongkok, dan semen dengan porsi 10% serta amonia dengan 1,5% merupakan kontributor lainnya.
Sementara Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan emisi karbon Tiongkok tumbuh 4,7% - atau 565 juta ton - tahun lalu menjadi 12,6 miliar ton karena meningkatnya konsumsi energi, meskipun emisi industri tetap stabil, para analis mengatakan dampak dari efisiensi akan mulai terasa dalam jangka menengah.
“Kami menemukan bahwa kombinasi langkah-langkah efisiensi energi, elektrifikasi konsumsi energi pengguna akhir, dan pasokan listrik rendah karbon berdasarkan berbagai sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, dapat secara signifikan membantu negara tersebut mencapai target dekarbonisasinya pada 2055,” demikian pernyataan situs web iklim Carbon Brief pada awal bulan ini.
NDRC dan departemen pemerintah lainnya telah menetapkan target untuk meningkatkan efisiensi energi dari empat industri intensif karbon pada akhir 2025, sejalan dengan janji Presiden Xi Jinping untuk mencapai puncak emisi karbon pada 2030 dan menjadi netral karbon pada 2060.
Cetak biru rencana NDRC tersebut mengusulkan pengurangan konsumsi energi per ton baja yang diproduksi lebih dari 2% pada 2025 dibandingkan dengan 2023.
Hal ini akan dicapai dengan target pengurangan konsumsi energi pada proses blast furnace dan konverter sebesar lebih dari 1% dan peleburan tanur busur listrik sebesar lebih dari 2%.
Pada saat yang sama, pembangkit listrik dari sisa panas, tekanan, dan energi di industri baja akan ditingkatkan lebih dari 3 poin persentase dibandingkan dengan 2023. Pemanfaatan energi akan dibuat lebih efisien di industri penyulingan minyak dan amonia sintetis.
Sementara itu, rasio konsumsi energi secara menyeluruh per unit klinker semen akan berkurang 3,7% dibandingkan dengan 2020.
Menurut NDRC, penerapan transformasi penghematan energi dan pengurangan karbon serta pembaruan peralatan yang mengkonsumsi energi di empat industri intensif karbon diharapkan dapat menghemat sekitar 32 juta ton setara batu bara standar pada 2025, yang berarti pengurangan 84 juta ton emisi karbon dioksida.
Saat ini, sekitar 15% dari kapasitas produksi baja mentah dan penyulingan minyak di Tiongkok telah gagal memenuhi standar efisiensi energi yang ditetapkan, sementara 11% amonia sintetis dan 16% kapasitas pembuatan semen berada di bawah standar tersebut. Hal ini menyoroti perlunya konservasi energi yang lebih besar dan pengurangan karbon di industri-industri tersebut.
Pada akhir 2030, Tiongkok menargetkan optimalisasi lebih lanjut dari peta jalan kapasitas keempat industri dan peningkatan efisiensi penggunaan energi industri tersebut ke tingkat yang lebih tinggi di level internasional.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.