Ekosistem keuangan berkelanjutan menjadi salah satu andalan pemerintah dalam menerapkan strategi pembangunan yang lebih baik. Berbagai instrumen pun digunakan untuk mendanai aktivitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Instrumen-instrumen tersebut memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun dana dari pihak lain di luar pemerintah. Di antara instrumen yang memakai APBN yakni penandaan anggaran iklim atau climate budget tagging (CBT).
Melalui CBT, Kementerian Keuangan mengalokasikan anggaran khusus untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, baik di tingkat nasional maupun daerah. Dalam hal ini, peranan pemerintah daerah sangat penting untuk mendukung berbagai program berkelanjutan melalui sistem penganggaran.
Di samping itu, terdapat pula skema yang mengandalkan pendanaan global seperti Just Energy Transition Partnership (JETP). Program pendanaan kemitraan transisi energi yang adil ini menjadikan terminasi pembangkit listrik tenaga uap batu bara sebagai salah satu fokusnya. Dengan begitu, Indonesia dapat mengurangi sebaran emisi gas rumah kaca secara signifikan.
Selain mengandalkan instrumen pendanaan, pemerintah juga menugaskan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk berkoordinasi dengan lembaga regulator di pasar modal serta pelaku industri keuangan. OJK telah membentuk satuan tugas yang menangani pengembangan keuangan berkelanjutan, sekaligus menerbitkan Taksonomi Hijau sebagai panduan klasifikasi dampak lingkungan. Strategi-strategi itu diharapkan dapat memperkuat ekosistem keuangan berkelanjutan di tanah air.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.