Katadata Green
Banner

CIF Terbitkan Obligasi Iklim $500 Juta, Siap Danai Proyek EBT

ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/tom.
Avatar
Oleh Rezza 15 Januari 2025, 11.53

Lembaga multilateral Climate Investment Fund (CIF) menerbitkan obligasi perdana senilai US$500 sebagai bagian dari proyek diversifikasi sumber pendanaan untuk membiayai proyek-proyek teknologi rendah karbon di negara berkembang. 

Ini merupakan obligasi perdana dalam kerangka Climate Market Mechanism yang dirancang untuk mendanai program Clean Technology Fund (CTF). Obligasi ini menawarkan kupon 4.75% dengan jangka waktu hingga 3 tahun dan memperoleh peringkat (AA+/Aa1) dari Fitch and Moody's. Bank Dunia bertindak sebagai Treasury Manager untuk obligasi tersebut dan akan dipasarkan di International Securities Market of The London Stock Exchange. 

CEO Climate Investment Funds Tariye Gbadegesin mengatakan ini merupakan momen historis dalam konteks pendanaan iklim. “Kami mendapatkan kelebihan permintaan (over-subscribed) hingga enam kali lipat,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (15/1).

Tariye mengatakan tren kelebihan permintaan ini menandakan kepercayaan pasar yang tinggi untuk mendanai proyek-proyek energi bersih. Ia menyebut surat utang ini akan melipatgandakan pendanaan yang tersedia untuk infrastruktur dan teknologi bersih di negara berkembang. 

Sejumlah lembaga keuangan dan aset manajemen ternama seperti HSBC, Bank of America, BNP Paribas, hingga TD Bank Europe ikut terlibat dalam penerbitan obligasi ini. Selain itu, sejumlah multilateral development bank (MDB) seperti African Development Bank dan Asian Development Bank juga ikut ambil bagian.

Sir Danny Alexander, CEO of Infrastructure Finance and Sustainability HSBC, mengatakan penerbitan obligasi ini menandai langkah penting dalam perjalanan CIF. Ia menyebut kerangka ini akan memobilisasi sektor privat untuk mendanai transisi energi. 

“HSBC sangat bangga bertindak sebagai Joint Lead Manager untuk transaksi perdana ini,” ujarnya, dalam keterangan resmi. 

Penerbitan obligasi iklim ini menjadi angin segar di tengah kekhawatiran bahwa Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump akan menarik diri dari Kesepakatan Paris yang akan mempengaruhi kemampuan pendanaan IMF dan Bank Dunia untuk mendukung proyek iklim di berbagai negara.

“Akan selalu ada pergeseran pendulum, baik itu politik maupun ekonomi. Tantangannya adalah membangun berbagai sumber pendanaan guna mengatasi tantangan iklim,” Gbadegesin, dikutip dari Reuters. 

 

 

Editor : Rezza
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.