Katadata Green
Banner

Kemarau Panjang, Ekuador Padamkan Listrik di Separuh Provinsinya

freepik.com/jplenio1
Avatar
Oleh Hari Widowati 23 September 2024, 11.11

Pemerintah Ekuador mengumumkan penghentian layanan listrik selama sembilan jam di 12 dari 24 provinsi di negara Andes tersebut, Minggu (22/9). Kemarau panjang menempatkan 19 daerah di Ekuador dalam keadaan siaga merah karena kekeringan yang telah menurunkan tingkat air pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

"Pemadaman listrik di provinsi-provinsi tersebut akan berlangsung dari pukul 08:00 pagi waktu setempat sampai pukul 17:00 sore," kata Kepresidenan Ekuador dalam sebuah pernyataan yang dirilis Sabtu (21/9) malam di X, seperti dikutip Reuters. Hal ini merupakan tambahan dari rencana pemerintah yang diumumkan Selasa lalu untuk pemadaman listrik selama delapan jam per hari di seluruh negeri dari hari Senin sampai Kamis.

Ekuador dilanda kekeringan terburuk di negara ini dalam 61 tahun terakhir. Krisis energi diperparah oleh apa yang dikatakan pemerintah sebagai kurangnya pemeliharaan bendungan-bendungan yang ada dan kontrak-kontrak untuk memastikan pembangkit energi baru.

Pihak berwenang Ekuador mengatakan bahwa penangguhan listrik ekstra untuk hari Minggu didasarkan pada kebutuhan untuk melindungi sumber daya air. Langkah ini diambil setelah sidang Komite Operasi Darurat pada Sabtu (21/9) malam.

“Kami berada di 19 provinsi dengan kekurangan air, kebakaran dan (masalah) ketahanan pangan,” kata Menteri Lingkungan Hidup Ines Manzano kepada para wartawan di Cuenca pada Sabtu lalu, seperti dikutip Reuters. Menurutnya, entitas-entitas terkait harus menerima dan mematuhi resolusi yang menyatakan siaga merah.

Setelah pemerintah mengumumkan pemadaman listrik yang direncanakan pada Selasa lalu, militer memasuki pembangkit listrik tenaga air Mazar. PLTA dengan kapasitas sekitar 170 megawatt (MW) ini dianggap sebagai kunci karena kapasitas penyimpanannya yang besar. Militer akan mendukung operasi dan melindungi PLTA tersebut selama masa-masa kritis.

Kemarau Terburuk dalam Sejarah Melanda Amerika Selatan

Menurut laporan BBC, kekeringan parah tidak hanya melanda Ekuador. Beberapa negara di Amerika Selatan juga mengalami dampak dari kemarau terburuk dalam sejarah.

Kekeringan ekstrem telah menghancurkan wilayah yang luas di Amazon dan Pantanal di Brasil, Bolivia, dan Peru. Di Kolombia, petugas pemadam kebakaran berjuang melawan puluhan kebakaran, yang sejauh ini telah melanda hampir 11.000 hektare.

Awal pekan ini, pemerintah Peru mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari di wilayah hutan yang berbatasan dengan Brasil dan Ekuador yang terkena dampak terburuk dari kebakaran hutan.

Kekeringan juga telah melemahkan Sungai Amazon yang luas, yang mempengaruhi pasokan makanan dan mata pencaharian penduduk setempat.

Minggu lalu, Dinas Geologi Brasil (SGB) mengatakan bahwa ketinggian air di banyak sungai di lembah Amazon telah mencapai titik terendah dalam sejarah.

Pada tahun 2023, lembah Amazon mengalami kekeringan terparah dalam setidaknya 45 tahun terakhir. Menurut para ilmuwan di kelompok Atribusi Cuaca Dunia, hal ini disebabkan oleh perubahan iklim.

Reporter : reportergreen Editor : Hari Widowati
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.