Gubernur Bank Sentral Italia Fabio Panetta memberikan dukungannya pada sebuah rencana untuk membantu negara-negara miskin mengurangi emisi karbon mereka. Panetta mengatakan hal ini akan mengurangi biaya keseluruhan dari transisi energi.
Panetta, yang juga merupakan anggota dewan gubernur Bank Sentral Eropa, mengatakan bahwa aliran dana ke dalam dana investasi berkelanjutan telah kehilangan momentum karena beberapa negara menghadapi “reaksi politik” yang menentang inisiatif-inisiatif iklim.
Negara-negara berkembang menghadapi kesulitan yang semakin besar dalam mengumpulkan modal yang dibutuhkan untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara yang murah dan beralih ke energi bersih. Pembiayaan telah lama menjadi salah satu isu yang paling diperdebatkan dalam pembicaraan iklim PBB, yang akan diadakan pada November mendatang di Baku.
“Membiayai proyek-proyek transisi di negara-negara berkembang dan negara berkembang (EMDE) dapat menjadi dua kali lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara maju,” ujar Panetta dalam konferensi Asosiasi Energi Internasional (IEA) G7 di Roma, seperti dikutip Reuters, Senin (16/9).
Skema yang ia pilih akan memungkinkan negara-negara dengan emisi per kapita yang lebih tinggi untuk mengkompensasi negara-negara dengan emisi yang relatif rendah.
"Sumber daya yang dialihkan ke dalam skema ini akan lebih dari cukup untuk mengimbangi kerugian ekonomi yang akan mereka alami akibat perubahan iklim jika upaya transisi ini gagal,” ujarnya.
Pemerintahan Perdana Menteri Giorgia Meloni pada Januari lalu berjanji untuk mendukung negara-negara berkembang, khususnya Afrika, dalam usaha mereka untuk mengembangkan ekonomi. Italia juga akan memperkenalkan teknologi rendah karbon untuk mendukung transisi energi di negara-negara berkembang.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.
