Katadata Green
Banner

Afrika Hadapi Biaya Tinggi Akibat Perubahan Iklim

123.com/Dzmitry Skazau
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 4 September 2024, 21.39

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) melaporkan bahwa Afrika menghadapi beban yang semakin berat akibat perubahan iklim dengan banyak negara harus menghabiskan hingga 9% dari anggaran mereka untuk memerangi iklim ekstrem.

Meskipun menghasilkan emisi gas rumah kaca yang jauh lebih rendah daripada benua lain, suhu Afrika telah meningkat lebih cepat daripada rata-rata global.

Berdasarkan laporan WMO tentang Keadaan Iklim di Afrika 2023, negara-negara Afrika sekarang kehilangan rata-rata 2%–5% dari produk domestik bruto sebagai respons terhadap gelombang panas yang mematikan, hujan lebat, banjir, siklon, dan kekeringan yang berkepanjangan.

Bagi Afrika sub-Sahara, adaptasi terhadap perubahan iklim diperkirakan akan menelan biaya Rp 465-775 triliun (US$30-50 miliar) per tahun selama dekade berikutnya.

Oleh karena itu, laporan tersebut mendesak negara-negara untuk berinvestasi dalam layanan meteorologi dan hidrologi milik negara dan mempercepat penerapan sistem peringatan dini untuk menyelamatkan nyawa.

Peringatan itu muncul saat negara-negara Afrika mempertimbangkan cara menggunakan pertemuan COP PBB tahun ini untuk mengamankan porsi pendanaan iklim global yang lebih besar.

Dikutip dari Reuters, Senin (2/9), benua yang terdiri dari 54 negara ini telah menarik lebih banyak dana untuk proyek-proyek mitigasi dan adaptasi iklim dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, mereka masih mendapatkan kurang dari 1% pembiayaan iklim global tahunan.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.