Azerbaijan membatalkan rencana untuk mengusulkan pajak karbon terhadap produsen bahan bakar fosil.
Sebaliknya, Azerbaijan akan meluncurkan dana baru pada KTT Iklim PBB COP29 untuk investasi ramah lingkungan di negara-negara miskin.
Narasumber, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan Azerbaijan pada awalnya memiliki gagasan untuk mengenakan pungutan terhadap produksi bahan bakar fosil guna mengumpulkan dana untuk mengatasi perubahan iklim. Namun, hal tersebut mendapat penolakan dari beberapa negara.
“Kami telah melakukan beberapa kali pertemuan dengan pihak-pihak terkait, dengan kontributor potensial lainnya, dan kami perlu menyesuaikan gagasan dana tersebut agar juga menarik bagi kontributor potensial. Azerbaijan akan menjadi salah satu kontributor utama dana ini,” kata narasumber tersebut, dikutip dari Reuters, Rabu (10/7).
Menurutnya, dana tersebut juga akan berasal dari kontribusi sukarela negara-negara penghasil bahan bakar fosil lainnya.
Narasumber lain mengatakan negara-negara Teluk yang memproduksi minyak dan gas menentang gagasan awal mengenai pungutan tersebut.
Proposal yang direvisi ini bertujuan untuk membentuk dana tersebut saat KTT COP29 pada bulan November.
Skema kemitraan publik-swasta akan digunakan untuk mengurangi risiko investasi guna membantu negara-negara berkembang mengurangi emisi dan mengatasi perubahan iklim yang memburuk.
Negara-negara miskin kesulitan menarik investasi di bidang energi ramah lingkungan karena berbagai permasalahan, termasuk tingginya suku bunga dan beban utang dalam negeri.
Menurut Badan Energi Terbarukan Internasional, Afrika hanya menerima 2% dari investasi global dalam energi terbarukan selama dua dekade terakhir.
Isu pendanaan akan mendominasi perundingan iklim COP29 di Baku pada bulan November, di mana negara-negara akan mencoba menyepakati target global baru untuk pendanaan iklim yang akan ditransfer oleh negara-negara kaya ke negara-negara miskin setiap tahun mulai 2025.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.