Azerbaijan berharap dapat meningkatkan porsi energi terbarukan di seluruh sektor energinya menjadi hampir sepertiganya melalui investasi ramah lingkungan senilai US$2 miliar (Rp 32,5 triliun).
Berdasarkan BP Statistical Review of World Energy tahun 2021, Azerbaijan memiliki sekitar 2,5 triliun meter kubik cadangan gas alam dan menargetkan untuk menggandakan ekspor gasnya ke Eropa di 2027.
Pada November nanti, Azerbaijan akan menjadi tuan rumah KTT Iklim PBB COP29.
Meskipun emisi pemanasan global dari pembakaran gas alam lebih rendah dibandingkan dengan batu bara atau minyak, emisi ini tetap jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sumber energi hijau.
Azerbaijan ingin menggembar-gemborkan proyek-proyek energi yang lebih berkelanjutan, mencakup energi angin dan surya, dan upaya untuk membangun kabel listrik di bawah Laut Hitam untuk mentransfer energi ramah lingkungan dari pembangkit listrik tenaga angin Laut Kaspia ke Eropa.
“Pada 2027, di tahap pertama kemitraan dengan perusahaan-perusahaan energi, kami berencana untuk merealisasikan hampir 2 gigawatt volume energi terbarukan yang baru, yang akan meningkatkan porsi energi terbarukan dalam kapasitas terpasang menjadi 33%,” kata Menteri Energi Azerbaijan Parviz Shahbazov, dikutip dari Reuters, Rabu (5/6).
Menurut kementerian energi, porsi saat ini adalah 20,86%. Porsi untuk pembangkit listrik lebih rendah, yaitu 8,5% pada akhir kuartal pertama 2024.
Parviz mengatakan investasi senilai US$2 miliar akan membantu menghasilkan listrik sebesar 5,3 miliar kilowatt-jam, menghemat 1,2 miliar meter kubik gas, dan mengurangi emisi hingga 2,5 juta ton.
Pada saat yang sama, ia menegaskan bahwa Azerbaijan akan terus mendorong penggunaan bahan bakar fosil.
“Meskipun terjadi penurunan global dalam pembiayaan bahan bakar fosil dan kurangnya jaminan permintaan jangka panjang, Azerbaijan tetap berkomitmen untuk memasok gas kepada para mitranya,” kata Parviz.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.