Pembuat mainan Lego mengatakan pada hari Rabu (28/8) akan mengganti bahan bakar fosil yang digunakan dalam pembuatan balok main khasnya dengan plastik daur ulang dan terbarukan yang lebih mahal pada 2032.
Hal ini disampaikan setelah Lego mencapai kesepakatan dengan produsen untuk mengamankan pasokan jangka panjang.
Lego, yang menjual miliaran balok mainan plastik setiap tahunnya, telah menguji lebih dari 600 bahan yang berbeda untuk mengembangkan bahan baru yang akan sepenuhnya menggantikan balok mainan berbahan dasar minyak pada 2030, tetapi dengan keberhasilan yang terbatas.
Kini, Lego bermaksud untuk secara bertahap mengurangi kandungan minyak dalam balok mainannya dengan membayar hingga 70% lebih mahal untuk resin terbarukan bersertifikat, plastik mentah yang digunakan untuk memproduksi balok-balok tersebut.
Ini bagian dari upaya untuk mendorong produsen agar meningkatkan produksi.
"Ini berarti peningkatan yang signifikan dalam biaya produksi balok Lego," kata CEO Niels Christiansen, dikutip dari Reuters, Rabu (28/8).
Niels mengatakan perusahaan berada di jalur yang tepat untuk memastikan bahwa lebih dari separuh resin yang dibutuhkannya pada 2026 disertifikasi menurut metode keseimbangan massa, cara yang dapat diaudit untuk melacak bahan berkelanjutan melalui rantai pasokan, naik dari 30% pada paruh pertama 2024.
"Sebagai pemilik keluarga yang berkomitmen pada keberlanjutan, merupakan suatu keistimewaan bahwa kami dapat membayar lebih untuk bahan baku tanpa harus membebankan biaya tambahan kepada pelanggan," kata Niels.
Langkah ini dilakukan di tengah surplus plastik murni murah, yang didorong oleh investasi perusahaan minyak besar dalam petrokimia.
Plastik diproyeksikan akan mendorong permintaan minyak baru dalam beberapa dekade mendatang.
Pemasok Lego menggunakan limbah biologis seperti minyak goreng atau lemak limbah industri makanan serta bahan daur ulang untuk menggantikan bahan bakar fosil murni dalam produksi plastik.
Pasar plastik daur ulang atau terbarukan masih dalam tahap awal, sebagian karena kebanyakan bahan baku yang tersedia digunakan untuk biodiesel bersubsidi, yang dicampur ke dalam bahan bakar transportasi.
Menurut Neste, produsen bahan baku terbarukan terbesar di dunia, harga plastik berbasis fosil sekitar setengah atau sepertiga dari harga opsi berkelanjutan.
"Kami merasakan lebih banyak aktivitas dan keinginan untuk berinvestasi dalam hal ini sekarang daripada yang kami lakukan setahun yang lalu," kata Niels.
Ia menolak menyebutkan pemasok yang mana atau memberikan rincian tentang harga atau volume.
Pembuat mainan pesaingnya, Hasbro, mulai memasukkan bahan berbasis tanaman atau daur ulang dalam beberapa mainan, tetapi tanpa menetapkan target pasti terkait penggunaan plastik.
Mattel berencana untuk hanya menggunakan plastik daur ulang, yang dapat didaur ulang, atau berbasis bio dalam semua produknya pada 2030.
Menurut kelompok lobi PlasticsEurope, sekitar 90% dari semua plastik terbuat dari bahan bakar fosil murni.