Katadata Green
Banner

Studi: Plastik Berwarna Cerah Terurai Lebih Cepat

Unsplash
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 29 Mei 2024, 17.29

Studi menunjukkan plastik berwarna merah, biru, dan hijau terurai menjadi partikel mikroplastik lebih cepat dibandingkan warna yang lebih netral.

Oleh karena itu, para peritel didorong untuk berhenti memproduksi barang-barang seperti botol minuman, furnitur luar ruangan, dan mainan dari plastik berwarna cerah.

Plastik berwarna merah, biru, dan hijau menjadi sangat rapuh dan terfragmentasi. Sebagian besar plastik berwarna hitam, putih, dan perak tidak terpengaruh selama periode tiga tahun, menurut studi yang dipimpin oleh Universitas Leicester.

Skala pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah plastik sangat besar, hingga mikroplastik atau partikel plastik kecil ada di mana-mana.

Para ilmuwan dari Inggris dan Universitas Cape Town di Afrika Selatan menggunakan studi pelengkap untuk menunjukkan bahwa plastik dengan komposisi yang sama terurai di tingkat yang berbeda tergantung pada warnanya.

Peneliti Inggris menaruh tutup botol berbagai warna di atap gedung universitas agar terpapar sinar matahari dan elemen lainnya selama tiga tahun. 

Studi di Afrika Selatan menggunakan barang-barang plastik yang ditemukan di pantai terpencil.

"Sangat mengagumkan bahwa sampel yang dibiarkan terkena cuaca di atap Universitas Leicester, dan yang dikumpulkan di pantai terpencil di ujung selatan benua Afrika menunjukkan hasil yang serupa," kata Dr. Sarah Key, yang memimpin studi tersebut.

Bahkan di lingkungan yang relatif sejuk dan berawan selama tiga tahun, terlihat perbedaan besar dalam pembentukan mikroplastik.

Studi lapangan ini, yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Pollution, menjadi bukti pertama dari efek tersebut. Oleh sebab itu, peritel dan produsen harus lebih mempertimbangkan warna plastik yang berumur pendek.

"Saya sering bertanya-tanya mengapa mikroplastik di pasir pantai sering kali berwarna-warni. Saya mengira mata saya tertipu, hanya melihat mikroplastik yang lebih berwarna karena lebih mudah dikenali,” kata Profesor Sarah Gabbott, juga dari Universitas Leicester, yang ikut menulis studi tersebut.

Ternyata memang ada kemungkinan lebih banyak mikroplastik berwarna cerah di lingkungan karena barang plastik yang berpigmen merah, hijau, dan biru lebih rentan terfragmentasi menjadi jutaan partikel mikroplastik kecil tetapi berwarna-warni.

Adam Herriott, spesialis senior untuk plastik di badan amal anti-limbah Wrap, mengatakan plastik berwarna biasanya digunakan untuk membuat produk-produk yang menarik perhatian. Namun, Wrap sudah menyarankan produsen untuk menghindari pigmen sehingga plastik bisa lebih mudah didaur ulang.

"Jika kita bisa menghindari warna-warna cerah pada kemasan makanan, terutama barang-barang dengan tingkat sampah tinggi seperti bungkus keripik atau tutup botol, itu akan lebih baik," kata Adam, dikutip dari The Guardian pada Senin (27/5).

Temuan ini menunjukkan bahwa pewarna hitam, putih, dan perak melindungi plastik dari radiasi ultraviolet (UV) yang merusak, sedangkan pigmen lainnya tidak. Kerusakan UV mengubah struktur polimer plastik, membuatnya rapuh dan rentan terfragmentasi.

"Produsen harus mempertimbangkan daya daur ulang material dan limbahnya saat merancang barang dan kemasan plastik," kata Dr. Sarah.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.