Subsidi tenaga surya perumahan di California akan membebani pembayar pajak yang tidak memiliki panel atap sekitar Rp 130 triliun (US$8,5 miliar) per tahun hingga akhir tahun ini.
Menurut analisis yang diterbitkan pada hari Kamis, hal ini berkontribusi pada tarif listrik yang lebih tinggi bagi konsumen.
Komisi Utilitas Publik California pada 2022 mereformasi kebijakan tenaga surya perumahan.
Kebijakan tersebut yang dikenal sebagai pengukuran bersih energi memungkinkan pelanggan dengan panel atap dikreditkan untuk kelebihan daya yang dihasilkan sistem mereka pada atau mendekati tarif listrik eceran penuh.
Kebijakan baru tersebut menurunkan tarif, sehingga penggunaan tenaga surya menjadi kurang menarik dan membuat marah kelompok lingkungan dan industri instalasi tenaga surya.
Mereka mengatakan telah kehilangan lebih dari 17.000 pekerjaan sebagai akibat dari perubahan tersebut.
Pelanggan yang bergabung dengan program sebelum perubahan masih mendapatkan manfaat dari insentif sebelumnya.
Kantor Advokat Publik CPUC mengatakan biaya subsidi tersebut ditanggung oleh pelanggan yang tidak memiliki panel atap karena mereka membayar biaya tetap utilitas, seperti pemeliharaan jaringan.
Sementara itu, pemilik panel surya menikmati tagihan yang lebih rendah.
Berdasarkan analisis tersebut, pengukuran bersih energi akan membebani pembayar pajak yang tidak memiliki panel surya sebesar Rp 130 triliun pada akhir 2024, naik dari Rp 52 triliun (US$3,4 miliar) per tahun pada 2021.
Dikutip dari Reuters, Jumat (23/8), pelanggan akan terus mendapatkan manfaat dari program pengukuran bersih hingga 20 tahun.
Kantor Advokat Publik mengusulkan beberapa perubahan pada program pengukuran bersih untuk mengurangi pengalihan biaya kepada pelanggan yang tidak memiliki panel surya.