Katadata Green
Banner

Sistem Arus Samudra Atlantik Bisa Runtuh Pada 2030-an

freepik.com
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 6 Agustus 2024, 06.25

Sistem arus Samudra Atlantik yang memengaruhi cuaca di seluruh dunia bisa runtuh paling cepat pada akhir tahun 2030-an, demikian yang diperkirakan oleh para ilmuwan dalam studi terbaru. 

Ini akan menjadi bencana berskala planet yang akan mengubah cuaca dan iklim.

Beberapa penelitian dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa sistem penting tersebut - Sirkulasi Terbalik Meridian Atlantik (AMOC) - bisa saja runtuh, melemah akibat suhu laut yang menghangat dan gangguan kadar garam akibat perubahan iklim karena ulah manusia.

Namun penelitian terbaru tersebut, yang sedang ditinjau sejawat dan belum dipublikasikan dalam jurnal, menggunakan model ilmiah canggih untuk memperkirakan kapan waktu runtuhnya, yang menunjukkan bisa terjadi antara tahun 2037 dan 2064.

Penelitian tersebut memperlihatkan kemungkinan besar akan runtuh pada 2050.

“Ini benar-benar mengkhawatirkan. Semua efek samping negatif dari perubahan iklim antropogenik akan terus berlanjut, seperti lebih banyak gelombang panas, lebih banyak kekeringan, lebih banyak banjir. Lalu jika Anda juga menambahkan keruntuhan AMOC, iklim akan menjadi lebih terdistorsi,” kata Peneliti Kelautan dan Atmosfer di Universitas Utrecht di Belanda dan penulis studi tersebut, dikutip dari CNN, Sabtu (3/8).

Seperti sabuk konveyor, AMOC menarik air permukaan yang hangat dari belahan bumi selatan dan daerah tropis dan mendistribusikannya di Atlantik Utara yang dingin.

Air yang lebih dingin dan asin kemudian tenggelam dan mengalir ke selatan. Mekanisme ini menjaga bagian-bagian dari Belahan Bumi Selatan dari kepanasan dan bagian-bagian dari Belahan Bumi Utara dari kedinginan yang tak tertahankan, sambil mendistribusikan nutrisi yang menopang kehidupan dalam ekosistem laut.

Dampak runtuhnya AMOC akan membuat sebagian dunia tidak dapat dikenali lagi.

Dalam beberapa dekade setelah keruntuhan, es Arktik akan mulai merayap ke selatan, dan setelah 100 tahun, akan meluas hingga ke pantai selatan Inggris.

Suhu rata-rata Eropa akan anjlok, seperti halnya Amerika Utara – termasuk beberapa bagian AS.

Hutan hujan Amazon akan mengalami pembalikan total dalam musimnya; musim kemarau saat ini akan menjadi bulan-bulan hujan, dan sebaliknya.

"Keruntuhan AMOC merupakan bahaya yang sangat besar yang harus kita hindari,” kata Stefan Rahmstorf, Ahli Oseanografi Fisik Universitas Potsdam di Jerman yang tidak terlibat dalam penelitian terbaru tersebut.

Untuk mencapai kesimpulan mereka, para ilmuwan dari Utrecht menggunakan model ilmiah canggih dan untuk pertama kalinya mengidentifikasi suatu area di Samudra Atlantik Selatan sebagai tempat optimal untuk memantau perubahan sirkulasi dan menggunakan data observasi.

Mereka mengamati suhu dan kadar garam laut di sana untuk memperkuat prediksi sebelumnya tentang kapan AMOC akan mencapai titik kritisnya.

Menurut Stefan Rahmstorf, penekanan dalam penelitian kelautan pada waktu keruntuhan merupakan perkembangan yang relatif baru. 

Namun, hal ini menunjukkan seberapa jauh pemahaman para ilmuwan tentang pelemahan AMOC telah berkembang.

"Sampai beberapa tahun lalu, kami berdiskusi apakah hal itu akan terjadi, sebagai semacam risiko dengan probabilitas rendah dan dampak tinggi. Dan sekarang tampaknya kemungkinan hal ini akan terjadi jauh lebih besar daripada beberapa tahun lalu. Sekarang orang-orang mulai memperkirakan kapan hal itu akan terjadi," kata Stefan.

Stefan mengatakan bahwa sekitar lima tahun yang lalu ia akan setuju bahwa keruntuhan AMOC pada abad ini tidak mungkin terjadi, meskipun risiko 10% pun masih terlalu tinggi untuk dampak bencana sebesar itu.

"Pada dasarnya, kini ada lima makalah yang menunjukkan bahwa hal itu mungkin terjadi pada abad ini, atau bahkan sebelum pertengahan abad ini. Penilaian saya secara keseluruhan adalah bahwa risiko kita melewati titik kritis pada abad ini mungkin lebih besar dari 50%," kata Stefan.

Meskipun kemajuan dalam penelitian AMOC berlangsung cepat dan model ilmiah yang mencoba memprediksi keruntuhannya telah maju secepat kilat, penelitian tersebut tetap saja tidak tanpa masalah.

Misalnya, model-model ilmiah tersebut tidak memperhitungkan faktor penting dalam kehancuran AMOC - mencairnya es Greenland. 

Sejumlah besar air tawar mengelupas dari lapisan es dan mengalir ke Atlantik Utara, yang mengganggu salah satu kekuatan pendorong sirkulasi, yaitu garam.

“Anda sudah mendapatkan aliran air tawar yang sangat besar ke Atlantik utara, yang akan benar-benar mengganggu sistem," kata Stefan.

Menurut dia, kesenjangan penelitian tersebut berarti prediksi dapat meremehkan seberapa cepat keruntuhan akan terjadi.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.