NASA merilis visualisasi baru yang memperlihatkan karbon dioksida berhembus dari bumi dan berputar di atmosfer.
Video tersebut menunjukkan bagaimana konsentrasi gas bergerak di seluruh planet, didorong oleh angin dan sirkulasi atmosfer, dari Januari hingga Maret 2020.
Amerika Serikat (AS) menonjol sebagai sumber utama emisi. Pada 2021, AS menyumbang lebih dari 12% emisi global, hanya kalah dari Tiongkok yang menyumbang kurang dari 33%.
Menurut NASA, tingkat detail visualisasi tersebut sungguh menakjubkan, memungkinkan kita untuk memperbesar dan melihat emisi karbon dioksida yang meningkat dari pembangkit listrik, kebakaran, dan kota-kota, lalu menyebar melintasi benua dan lautan.
Selain mengidentifikasi sumber utama gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim akibat manusia, para ilmuwan berharap dapat menggunakan data tersebut untuk mempelajari bagaimana berbagai sumber berinteraksi.
"Sebagai pembuat kebijakan dan ilmuwan, kami mencoba memperhitungkan dari mana karbon berasal dan bagaimana dampaknya terhadap planet ini. Anda melihat di sini bagaimana semuanya saling terhubung oleh pola cuaca yang berbeda-beda ini," kata Ilmuwan Iklim Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA Lesley Ott.
Tidak mengherankan, aktivitas yang digerakkan manusia tetap menjadi sumber emisi CO2 yang signifikan di AS dan Tiongkok, termasuk industri berat, pembangkit listrik, mobil, dan truk.
Di Afrika dan Amerika Selatan, kebakaran terkendali yang digunakan untuk pengelolaan lahan dan penggundulan hutan merupakan kontributor utama.
Visualisasi tersebut menunjukkan emisi CO2 berdenyut dalam pola yang memukau, akibat api yang padam dan menyala tergantung pada waktu. Tumbuhan dan pohon juga bertanggung jawab atas efek visual tersebut, menyerap dan melepaskan CO2 saat mereka berfotosintesis.
NASA menggunakan model bertenaga superkomputer yang disebut Goddard Earth Observing System (GEOS) untuk membuat visualisasi.
Menurut NASA, resolusi model cuaca tersebut lebih dari 100 kali lebih besar daripada model cuaca pada umumnya. Hal tersebut menghadirkan pandangan yang belum pernah ada sebelumnya bagi para ilmuwan.
"Kami memiliki kesempatan untuk berkata: dapatkah kami ikut serta dan melihat seperti apa sebenarnya CO2 beresolusi tinggi itu. Kami merasa akan melihat struktur gumpalan dan hal-hal yang belum pernah kami lihat saat kami melakukan simulasi resolusi yang lebih kasar ini. Melihat seberapa persistennya gumpalan tersebut dan interaksinya dengan sistem cuaca, itu sungguh luar biasa," kata Lesley Ott, dikutip dari futurism.com, Kamis (25/7).
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.