Katadata Green HUT RI 79
Banner

Tiongkok Bangun Dua Pertiga Proyek PLTB dan PLTS Global

123RF.com/Vaclav Volrab
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 12 Juli 2024, 10.13

Jumlah pembangkit listrik tenaga angin dan surya yang sedang dibangun di Tiongkok kini hampir dua kali lipat dibandingkan gabungan seluruh negara lain di dunia.

Penelitian yang diterbitkan pada hari Kamis oleh LSM Global Energy Monitor (GEM) menemukan bahwa Tiongkok memiliki 180 gigawatt (GW) tenaga surya skala utilitas yang sedang dibangun dan 15 GW tenaga angin.

Hal ini menjadikan total tenaga angin dan surya yang sedang dibangun menjadi 339 GW, jauh lebih tinggi dari 40 GW yang sedang dibangun di Amerika Serikat (AS).

Para peneliti hanya mengamati pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas 20 megawatt (MW) atau lebih, yang disalurkan langsung ke jaringan listrik.

Hal ini berarti total volume tenaga surya di Tiongkok bisa jauh lebih tinggi, karena pembangkit listrik tenaga surya skala kecil menyumbang sekitar 40% dari kapasitas tenaga surya di Tiongkok.

Temuan ini menegaskan posisi terdepan Tiongkok dalam produksi energi terbarukan global pada saat AS semakin khawatir akan kelebihan kapasitas dan dumping Tiongkok, khususnya di industri tenaga surya.

Tiongkok mengalami lonjakan energi terbarukan dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh dukungan kuat pemerintah.

Presiden Tiongkok Xi Jinping telah menekankan perlunya kekuatan produktif baru yang berkualitas, sebuah slogan yang menandakan keinginan untuk mengarahkan perekonomian Tiongkok ke arah teknologi dan inovasi.

Menurut Xi, kekuatan produktif baru yang berkualitas mencakup penguatan manufaktur ramah lingkungan.

Berdasarkan temuan para analis GEM, antara Maret 2023 dan Maret 2024, Tiongkok memasang lebih banyak tenaga surya dibandingkan gabungan tiga tahun sebelumnya, dan lebih banyak dibandingkan gabungan seluruh negara di dunia pada 2023.

Tiongkok berada pada jalur yang tepat untuk mencapai kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga angin dan surya sebesar 1.200 GW pada akhir 2024, enam tahun lebih cepat dari target pemerintah.

“Gelombang konstruksi yang terus berlanjut menjamin bahwa Tiongkok akan terus memimpin dalam instalasi pembangkit listrik tenaga angin dan surya dalam waktu dekat, jauh di depan negara-negara lain di dunia,” kata laporan itu, dikutip dari The Guardian, Kamis (11/7).

Namun, para analis telah memperingatkan bahwa masih diperlukan lebih banyak kapasitas energi terbarukan jika Tiongkok ingin memenuhi target pengurangan intensitas karbon dalam perekonomian sebesar 18%, yang merupakan faktor penting dalam pengurangan emisi.

Intensitas karbon mengacu pada berapa gram CO2 yang dilepaskan untuk menghasilkan satu kilowatt-jam listrik.

Analisis sebelumnya menunjukkan bahwa Tiongkok perlu memasang antara 1.600 GW dan 1.800 GW energi angin dan matahari di tahun 2030 untuk memenuhi target produksi 25% dari seluruh energi dari sumber non-fosil.

Antara 2020 dan 2023, hanya 30% pertumbuhan konsumsi energi yang dipenuhi oleh sumber energi terbarukan, dibandingkan dengan target sebesar 50%.

“Jelas penting bagi Tiongkok untuk terus menambahkan lebih banyak energi terbarukan untuk memenuhi targetnya. Tetapi hal ini tidak sesederhana jika kita terus membangun dan hal ini akan terselesaikan… (karena) tidak ada tanda-tanda bahwa negara ini sedang mencoba untuk menjauhi konsumsi batubaranya,” kata Li Shuo, Direktur China Climate Hub di Asia Policy Institute di Washington DC

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.