Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan sengatan panas atau heatstroke untuk 26 dari 47 prefektur.
Warga Jepang didesak untuk tidak keluar rumah kecuali benar-benar diperlukan, menggunakan pendingin ruangan pada siang dan malam hari, dan minum banyak air.
Peringatan panas ekstrem diumumkan setelah suhu mencapai 40 derajat Celcius untuk pertama kalinya tahun ini pada hari Minggu.
Shizuoka di Jepang tengah melaporkan suhu 40 derajat Celcius pada sore hari pada Minggu, sementara 244 lokasi lainnya mengalami kenaikan suhu hingga 35 derajat Celcius atau lebih, tingkat yang secara resmi diakui sebagai sangat panas.
Menurut Japan Times, suhu di Shizuoka, yang tercatat tak lama setelah pukul 1 siang, adalah yang tertinggi di kota tersebut sejak pencatatan dimulai pada 1940.
Pada awal 2024, badan meteorologi memperingatkan bahwa suhu diperkirakan akan lebih tinggi dari rata-rata pada musim panas tahun ini, bahkan mungkin melebihi musim panas tahun lalu, yang merupakan rekor terpanas dalam sejarah.
Musim panas yang lembab dan panas adalah hal yang normal di Jepang, terutama setelah musim hujan berakhir pada pertengahan hingga akhir Juli, tetapi suhu udara menjadi sangat tinggi dalam beberapa tahun terakhir sebagai akibat dari pemanasan global dan faktor iklim lainnya.
Ada perhatian khusus terhadap kesejahteraan penduduk usia lanjut di Jepang, yang lebih rentan terhadap sengatan panas.
Badan penanggulangan bencana dan kebakaran mengatakan bahwa dari 2.276 orang yang dibawa ke rumah sakit karena sengatan panas pada minggu terakhir bulan Juni, lebih dari separuhnya berusia di atas 65 tahun.
Anak-anak kecil juga berisiko. Bulan ini, petugas pemadam kebakaran dipanggil di Kyoto setelah sembilan anak menunjukkan gejala sengatan panas selama perjalanan sekolah. Tiga di antaranya dibawa ke rumah sakit.
Kejadian ini dilaporkan oleh lembaga penyiaran publik NHK, yang memperingatkan bahwa suhu udara telah mencapai tingkat yang mengancam jiwa.
Setidaknya empat kematian yang terkait dengan cuaca telah dilaporkan dalam beberapa hari terakhir, dikutip dari The Guardian, Senin (8/7).
Korbannya pria berusia 70-an tahun yang ditemukan meninggal di rumahnya setelah memotong rumput dan pria berusia 80-an tahun yang sedang bekerja di ladang.
Pada hari Minggu, media melaporkan wanita berusia 90-an dinyatakan meninggal dunia setelah pingsan di kediamannya dan wanita berusia 83 tahun meninggal dunia setelah bekerja di luar rumah.
Di Tokyo, 198 orang dibawa ke rumah sakit dengan dugaan sengatan panas di hari Minggu. NHK melaporkan suhu di beberapa bagian kota telah mencapai setidaknya 35 derajat Celcius pada pertengahan Senin pagi.
Statistik dari kementerian kesehatan yang dilaporkan oleh Japan Times menunjukkan jumlah kematian akibat sengatan panas meningkat dari rata-rata 201 orang per tahun antara 1995 dan 1999, menjadi rata-rata 1.295 orang dari 2018 hingga 2022.
Berdasarkan data yang dikutip oleh surat kabar tersebut, antara 80% hingga 90% dari mereka yang meninggal berusia di atas 65 tahun.
Suhu maksimum yang tercatat di Jepang adalah 41,1 derajat Celcius di pusat kota Hamamatsu pada 17 Agustus 2020 dan di Kumagaya, barat laut Tokyo, pada 23 Juli 2018.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.