Banner

Gagal Penuhi Permintaan Energi Data Center Membahayakan Ekonomi AS

Katadata/123RF
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 1 Juli 2024, 14.33

Perusahaan-perusahaan utilitas terbesar di Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa AS menghadapi lonjakan permintaan listrik yang belum pernah terjadi selama beberapa dekade dan kegagalan untuk meningkatkan pembangkit listrik dengan cepat dapat membahayakan perekonomian.

Setelah lebih dari satu dekade dengan pertumbuhan yang sebagian besar datar, permintaan listrik siap untuk meroket pada 2030 karena revolusi kecerdasan buatan (AI), perluasan manufaktur chip, dan elektrifikasi armada kendaraan, yang semuanya bertepatan dengan upaya AS untuk mengatasi perubahan iklim.

Berdasarkan laporan yang dirilis oleh perusahaan konsultan Rystad Energy minggu ini, pembangunan data center di sektor teknologi untuk mendukung AI dan adopsi kendaraan listrik diperkirakan akan menambah 290 terawatt jam permintaan listrik pada akhir dekade ini.

Permintaan yang diharapkan dari data center dan kendaraan listrik di AS setara dengan seluruh permintaan listrik di Turki, negara dengan ekonomi terbesar ke-18 di dunia.

"Pertumbuhan ini merupakan perlombaan dengan waktu untuk memperluas pembangkit listrik tanpa membebani sistem kelistrikan sampai pada titik stres," ujar Analis Rystad Surya Hendry, dalam sebuah rilis setelah laporan tersebut terbit.

Wakil Presiden Pengembangan Infrastruktur di NextEra Energy Resources Petter Skantze mengatakan para pemain teknologi besar - Amazon, unit Google milik Alphabet, Microsoft dan Meta - meminta lebih banyak daya karena membuat data center online yang membutuhkan gigawatt listrik.

Sebagai gambaran, satu gigawatt setara dengan kapasitas reaktor nuklir.

NextEra Energy, induk dari anak perusahaan milik Petter Skantze, adalah perusahaan listrik terbesar di sektor utilitas S&P berdasarkan kapitalisasi pasar dan mengoperasikan portofolio aset energi terbarukan terbesar di AS.

"Ini sebuah urgensi yang berbeda. Mereka membutuhkan beban ini untuk mendorong iterasi pertumbuhan berikutnya. Mereka muncul sekarang di utilitas, menggedor-gedor pintu dan mengatakan saya harus menempatkan sumber daya ini di jaringan listrik," kata Petter dalam konferensi Reuters Global Energy Transition di New York City minggu ini, dikutip dari CNBC, Minggu (30/6).

Tantangan besar yang akan dihadapi adalah apakah sumber daya cukup tersedia untuk menghubungkan proyek-proyek data center besar tersebut ke jaringan listrik. Menurut Petter, pertaruhannya besar bagi ekonomi AS.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.