Banner

AS Perlu Ekspansi Besar Tenaga Nuklir untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik

Youtube Commodity Culture
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 28 Juni 2024, 13.06

Amerika Serikat (AS) perlu membangun sejumlah pembangkit listrik tenaga nuklir untuk memasok permintaan energi yang melonjak sekaligus mencapai target iklim.

"Negara ini akan membutuhkan lebih banyak pembangkit listrik tenaga nuklir di masa mendatang. Ini lebih dari 10 gigawatt tenaga nuklir besar yang menurut saya harus kita miliki di masa depan," ujar CEO Southern Company Chris Womack dalam konferensi Reuters Global Energy Transition di Kota New York.

Jumlah tersebut setara dengan sekitar 10 pembangkit listrik tenaga nuklir baru dengan masing-masing satu reaktor. Menurut Departemen Energi, reaktor yang biasa digunakan di AS menghasilkan sekitar satu gigawatt listrik.

Berdasarkan kapitalisasi pasar, Southern Company merupakan terbesar kedua dalam reksa dana indeks Utilities Select Sector SPDR Fund (XLU).

Perusahaan ini juga merupakan salah satu penyedia listrik terbesar di AS, melayani jutaan orang di Georgia, Alabama, dan Mississippi.

Tahun lalu, perusahaan yang berkantor pusat di Atlanta ini telah menyelesaikan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di AS dalam lebih dari tiga dekade terakhir.

Reaktor kedua dari dua reaktor baru tersebut telah mulai beroperasi secara komersial pada bulan April.

Chris mengatakan Southern Company melihat tingkat permintaan listrik yang belum pernah dihadapi oleh perusahaan listrik tersebut sejak munculnya AC dan pompa panas di Selatan pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Setelah dua dekade pertumbuhan listrik yang hampir datar, Southern Company sekarang memperkirakan permintaan akan tumbuh tiga hingga empat kali lipat.

"Banyak dari hal ini tergantung dan bergantung pada apa yang kita lihat dengan kecerdasan buatan dan semua model pembelajaran yang besar dan apa yang akan dikonsumsi oleh data center. Anda juga melihat di kawasan Tenggara, pertumbuhan populasi yang luar biasa ini dan Anda melihat semua ini terkait dengan manufaktur," ujar Chris.

Menurut perusahaan layanan real estate CBRE, Atlanta adalah salah satu pasar data center dengan pertumbuhan tercepat di AS. Konstruksi melonjak 211% menjadi 732 megawatt di tahun 2023.

Saham utilitas kembali naik pada 2024 karena tren listrik, dengan Southern Company mencatat kenaikan 11% dari tahun ke tahun.

Menurut Chris, 80% dari permintaan yang dihadapi Southern Company antara sekarang hingga akhir dekade ini akan dipasok oleh energi terbarukan.

Namun, gas alam dan nuklir juga akan memainkan peran penting dalam penyediaan tenaga listrik yang dapat diandalkan.

"Nuklir harus menjadi bagian besar dari bauran ini, dari fokus dekarbonisasi saat kita melangkah maju untuk memastikan bahwa kita memiliki kekuatan dan energi serta listrik yang dibutuhkan oleh ekonomi ini," kata Chris, dikutip dari CNBC, Kamis (27/6).

Nuklir memiliki keunggulan dalam menyediakan listrik yang andal tanpa mengeluarkan emisi karbon, sementara energi terbarukan membutuhkan baterai yang lebih murah dan berdurasi lebih lama sebelum dapat memberi daya pada fasilitas seperti data center sepanjang waktu pada skala komersial.

Namun, membangun pembangkit listrik tenaga nuklir baru itu mahal, dan proses perizinan serta konstruksinya memakan waktu.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.