Investasi Energi Terbarukan Meningkat di Australia

Investasi dalam proyek-proyek energi terbarukan di Australia bangkit kembali di kuartal pertama dari posisi terendah tahun lalu.

Namun, investasi tersebut harus lebih ditingkatkan lagi untuk mencapai target energi bersih tahun 2030.

Berdasarkan laporan triwulanan yang dirilis oleh Dewan Energi Bersih (CEC), sebanyak A$1,1 miliar atau US$733,5 juta (Rp 11,9 triliun) diinvestasikan dalam proyek-proyek energi terbarukan berskala besar pada kuartal pertama tahun 2024, membuat investasi rata-rata triwulanan naik sebesar 73% menjadi A$659 juta (Rp 7 triliun).

Lima proyek dengan kapasitas total 895 megawatt telah menerima komitmen finansial selama kuartal ini.

Namun, laporan tersebut mengatakan Australia membutuhkan investasi sebesar 6-7 gigawatt setiap tahun antara sekarang dan 2030 untuk memenuhi target energi terbarukan pemerintah.

Pemerintah sayap kiri tengah Australia menargetkan 82% pasokan listrik berasal dari energi terbarukan pada 2030. Saat ini baru mencapai 40%, masih jauh dari target, bahkan setelah berjanji untuk membiayai proyek-proyek tenaga angin, tenaga surya, dan baterai sebesar lebih dari A$40 miliar (Rp 429 triliun).

Memenuhi target energi terbarukan juga akan menjadi kunci untuk memenuhi komitmen pemerintah dalam Perjanjian Paris untuk mengurangi emisi karbon sebesar 43% dari tingkat emisi tahun 2005 pada tahun 2030.

Menurut Kepala Eksekutif Dewan Energi Bersih Kane Thornton, hasil tersebut merupakan tanda bahwa transformasi energi bersih Australia bergerak ke arah yang positif dan menuju pemulihan. 

"Komitmen penting yang dibuat oleh pemerintah dalam beberapa bulan terakhir telah dirancang untuk membangun kepastian bagi para investor energi terbarukan, yang kami harapkan akan mendorong kebangkitan pembangkit skala besar yang kita butuhkan,” ujarnya, dikutip dari Reuters pada Jumat (7/6).