Katadata Green
Banner

Jamur Bisa Jadi Senjata Melawan Polusi

vecteezy/NARONG KHUEANKAEW
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 3 Juni 2024, 19.44

Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Utrecht di Belanda menemukan bahwa limbah sisa dari budidaya jamur kancing putih dapat digunakan untuk memurnikan air.

“Hal yang menyenangkan dari limbah ini adalah nilainya yang rendah, sehingga kita dapat membuatnya lebih bernilai,” kata Brigit van Brenk, salah satu peneliti di balik penelitian ini.

Dalam studi yang dipublikasikan pada bulan April lalu, tim peneliti menjelaskan bahwa jamur kancing putih merupakan salah satu jenis jamur yang menghasilkan enzim yang dapat mendegradasi lignin.

Lignin adalah polimer yang memiliki sifat struktural pada kayu dan tanaman. Enzim ini juga telah terbukti dapat mengurai zat-zat lain.

Menurut para peneliti, tidak banyak yang menggunakan substrat yang tersisa dari pemanenan jamur ini di Belanda. Sebagian besar dikirim ke Jerman untuk dimanfaatkan sebagai pupuk. Substrat, yang bertindak sebagai media untuk membudidayakan jamur, memainkan peran mirip dengan tanah saat penanaman tanaman.

Dengan pemikiran tersebut, para peneliti memutuskan untuk menguji seberapa efektif substrat jamur sisa dapat menghilangkan zat-zat yang mencemari air. 

Mereka menambahkan delapan zat ke dalam air, termasuk bahan kimia herbisida, kafein dan obat-obatan farmasi, dan kemudian menggabungkannya dengan potongan-potongan substrat.

Peneliti menemukan bahwa tergantung pada zatnya, sebanyak 90% polutan mikro organik telah dihilangkan dari air selama periode tujuh hari.

Pencemar Pembayar

Di Inggris, khususnya, kekhawatiran akan polusi air semakin meningkat. Dalam temuan yang dipublikasikan tahun lalu sebagai bagian dari penelitian yang masih berlangsung, para peneliti dari Brunel University London dan University of Portsmouth mendeteksi lebih dari 50 bahan kimia, termasuk obat-obatan dan pestisida, di air laut di lepas pantai selatan Inggris.

Berdasarkan laporan tahun 2023 dari European Investment Bank (EIB), lembaga pemberi pinjaman Uni Eropa, metode pengolahan air limbah konvensional tidak sepenuhnya menghilangkan polutan mikro. 

Biaya penerapan pengolahan tambahan untuk mengurangi jumlah polutan mikro dalam air menurut EIB cukup besar.

Pada April lalu, anggota parlemen Uni Eropa menyetujui langkah-langkah baru pengolahan air limbah perkotaan. 

Ini termasuk pengenalan prinsip ‘pencemar pembayar’ yang berarti produsen kosmetik dan obat-obatan harus berkontribusi untuk menutupi biaya pengolahan tambahan untuk polutan mikro. Namun, Inggris dilaporkan belum berencana untuk menerapkan aturan serupa.

Mikoremediasi

Substrat jamur dan teh yang dibuat dengan merendam substrat dapat menghilangkan pewarna tekstil dari air, menurut studi lain yang ditulis bersama oleh Van Brenk dan diterbitkan pada bulan Mei lalu.

Secara lebih luas, ada contoh-contoh lain di mana jamur menunjukkan harapan dalam mengurai polutan di lingkungan, sebuah praktik yang dikenal sebagai mikoremediasi.

Sebagai contoh, jamur telah digunakan di hutan hujan Amazon dalam upaya membersihkan tumpahan minyak. 

Setelah terjadi kebakaran hutan, kelompok masyarakat di Sonoma County, California, menggunakan jamur tiram untuk mengatasi racun di lingkungan mereka.

Di Selandia Baru, para peneliti telah menggunakan jamur untuk mengolah tanah yang terkontaminasi pestisida PCP.

Sebuah firma arsitektur di Cleveland, Ohio, bahkan mendukung penggunaan jamur untuk membantu merobohkan rumah-rumah terbengkalai di kota tersebut.

Minim Investasi Jadi Tantangan Besar

Kita mungkin bertanya-tanya mengapa penggunaan jamur untuk membersihkan lingkungan tidak dilakukan secara lebih luas.

Menurut Profesor Bioteknologi Lingkungan di Universitas Middlesex Diane Purchase, minimnya investasi menjadi tantangan besar.

“Misalnya, mengintegrasikan langkah pengolahan tambahan ke dalam sistem pengolahan air limbah membutuhkan investasi di muka untuk mengubah infrastruktur yang ada,” kata Diane, dikutip dari CNBC pada Jumat (31/5).

Pendekatan multidisiplin bekerja sama dengan para insinyur lingkungan dan pemangku kepentingan lainnya diperlukan untuk mencapai tujuan peningkatan penelitian untuk mengolah air limbah dalam jumlah yang lebih besar.

Startup Jamur

Beberapa startup telah memanfaatkan kekuatan penguraian hayati dari jamur untuk menemukan solusi dalam menangani limbah. 

Startup asal AS, Mycocycle, menggunakan jamur untuk mengonsumsi dan menghilangkan racun dari limbah industri, kemudian mengubahnya menjadi bahan baku rendah karbon.

Startup asal Swedia, MycoMine, memiliki pabrik pengolahan yang menggunakan jamur untuk menguraikan polutan yang menghasilkan biomassa, bahan organik yang dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan.

Platform data global Dealroom mengatakan bahwa US$2,5 miliar (Rp 40,57 triliun) secara kolektif telah terkumpul selama lima tahun terakhir dari 139 startup berbasis teknologi miselium/jamur.

Jumlah tersebut meningkat dari 32 perusahaan yang beroperasi di bidang ini pada tahun 2015. 

Pengemasan dan tekstil adalah beberapa bidang lain di mana perusahaan telah menciptakan produk berbasis jamur.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.