Cina telah membangun pabrik biofuel pertamanya yang mengubah limbah minyak goreng menjadi bahan bakar pesawat berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF) dengan nilai investasi US$ 1 miliar setara dengan Rp 15 triliun (Kurs Rp 15.968 dollar AS).
Pembangunan pabrik ini untuk memenuhi permintaan domestik setelah pemerintah mengamanatkan penggunaan bahan bakar di pesawat terbang untuk mengurangi emisi. Seperti diketahui, Cina merupakan pasar penerbangan terbesar kedua di dunia, dengan sekitar 11% dari penggunaan bahan bakar jet global.
Dilansir Reuters, Jumat (17/5), Cina akan meluncurkan kebijakan terkait penggunaan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) untuk 2030 tahun ini. Kebijakan ini diharapkan dapat memacu investasi miliaran dolar.
Perusahaan investor Junheng Industry Group Biotech, Zhejiang Jiaao Enprotech dan Tianzhou New Energi mengungkapkan akan memulai pabriknya selama 18 bulan ke depan untuk menghasilkan lebih dari satu juta metrik ton per tahun (tpy) gabungan SAF. Angka itu akan setara dengan 2,5% dari permintaan tahunan Cina saat ini untuk bahan bakar penerbangan.
“Setelah beroperasi, proyek akan menyerap pasokan bahan baku minyak goreng bekas (UCO) yang saat ini dikirim Cina sebagai eksportir terbesar di dunia,” kata eksekutif perusahaan salah satu investor.
Tahun lalu, Cina memecahkan rekor mengekspor 2,05 juta ton UCO. Dimana sebagian besar UCO diekspor ke Amerika Serikat dan Singapura, dan menyediakan bahan baku untuk penyuling biofuel seperti perusahaan Finlandia Neste.
"Kami mengambil posisi untuk mempersiapkan masa depan," kata Eason Chen, wakil presiden Tianzhou New Energy, yang sedang membangun pabrik SAF 200.000 tpy di provinsi barat daya Sichuan.
Chen mengatakan pihaknya sedang berdiskusi dengan maskapai penerbangan dan telah mengusulkan kepada pemerintah Cina untuk mengumumkan target SAF yang jelas.
Nantinya, pabrik akan memproses UCO yang dikumpulkan dari jutaan restoran menggunakan teknologi yang disebut hydrotreated ester dan asam lemak (HEFA), salah satu dari beberapa jalur komersial. Meskipun prosesnya menghadapi kendala bahan baku dalam jangka panjang, utilitas negara seperti State Power Investment Corp dapat menjadi gelombang investor berikutnya.
Saat ini, Cina sekarang memproduksi kurang dari 100.000 ton SAF, sebagian besar di pabrik yang dioperasikan oleh EcoCeres yang didukung Bain Capital, yang mulai membuat bahan bakar pada 2022 di wilayah timur untuk ekspor.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.