Katadata Green HUT RI 79
Banner

Heboh Aurora Bisa Muncul di Wilayah Selain Kutub, Termasuk Indonesia?

Unsplash
Avatar
Oleh Rena Laila Wuri 17 Mei 2024, 07.10

Baru-baru ini di beberapa belahan Bumi kita dapat mengamati fenomena Aurora yang muncul di daerah non kutub. Penyebabnya karena badai matahari yang melanda bumi pada Jumat (10/5) dan belangsung dalam sepekan ini.

Salah satunya aurora ini terlihat di daerah Southampton, Inggris pada Sabtu (11/5) dini hari, tidak jauh dari pusat kota. Padahal, daerah ini jauh dari lingkar kutub. 

Dalam laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), aurora merupakan fenomena alam yang menghasilkan pancaran cahaya yang menyala-nyala dan menari-nari di langit malam pada lapisan ionosfer. Hal ini disebabkan adanya interaksi antara partikel di atmosfer Bumi dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari. Partikel surya tersebut menembus masuk setelah dibelokkan oleh medan magnet Bumi.

Menurut Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Antariksa ORPA-BRIN,  Rhorom Priyatikanto, ketampakan ini berkaitan dengan badai geomagnet ekstrim yang dipicu oleh rentetan Lontaran Massa Korona (Coronal Mass Ejection atau CME) yang terjadi beberapa hari sebelumnya.

“Setidaknya ada empat lontaran korona dari Matahari yang mengarah ke Bumi, terjadi tanggal 8-9 Mei dan berkaitan dengan daerah aktif super besar dengan nomor AR 3664,” kata Rhorom dalam keterangan pers, dikutip Kamis (16/5).

CME merupakan letupan besar di atmosfer Matahari yang turut menghempaskan milyaran ton materi ke antariksa. CME kuat biasa terjadi bersamaan dengan kilatan (flare) Matahari.

Rhorom menuturkan butuh waktu sekitar dua hari bagi awan partikel yang terlontar tadi untuk akhirnya menghantam Bumi pada tanggal 10-12 Mei. Badai ekstrim ini dibilang sebagai badai terkuat setelah Halloween storm yang terjadi tahun 2003 silam.

Sementara itu, ia mengatakan aurora biasanya terjadi di daerah di sekitar Kutub Utara dan Kutub Selatan.  Aurora yang ada di langit bagian Kutub Selatan disebut Aurora Australis, sedangkan aurora yang ada di langit bagian Kutub Utara disebut Aurora Borealis.

Aurora yang terlihat di Southampton pada Sabtu (11/5) merupakan aurora borealis yang juga dapat dilihat di Eropa tengah-utara hingga Amerika utara. Pada saat yang sama, aurora australis juga muncul dengan intensitas yang lebih rendah.

Rhorom mengatakan, aurora tak muncul di langit Indonesia dikarenakan medan magnet Bumi yang berbentuk menyerupai apel, yakni tebal di daerah ekuator. Maka dari itu, dengan posisi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, sulit bagi partikel surya untuk menembus masuk ke atmosfer dan memunculkan aurora di atas Indonesia.

“Kemunculan aurora di daerah sekitar 50 derajat lintang utara tidak sering terjadi. Badai geomagnet ekstrim pasti ada di baliknya,” jelasnya.

Meski tampak indah, kemunculan aurora juga berarti ancaman bagi operasional satelit maupun jaringan transmisi listrik di lintang tinggi. Hal ini perlu diwaspadai dan diantisipasi dengan seksama.

Reporter : Rena Laila Wuri Editor : Tia Dwitiani Komalasari
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.