Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyiapkan 15 ton garam untuk ditaburkan ke langit Sumatera Barat. Hal ini dilakukan sebagai upaya modifikasi cuaca pengendalian dampak bencana longsor dan banjir lahar dingin gunung Marapi.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan akan mengoptimalkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan tiga kali penyemaian dalam satu hari dan berlangsung selama lima hari ke depan mulai Rabu (15/5) kemarin.
"Curah hujan masih akan berlangsung sepekan ke depan dengan intensitas sedang sampai sangat lebat, maka potensi terjadinya banjir lahar hujan dan banjir bandang masih ada," kata Dwikorita dalam keterangan persnya, Rabu (15/5).
Pada hari pertama, telah dilaksanakan tiga kali penerbangan pesawat untuk menaburkan garam atau zat NaCl tersebut yang dilakukan dengan bantuan personel TNI, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Ia mengatakan, Operasi TMC merupakan cara modifikasi cuaca dengan menabur zat NaCI di langit menggunakan pesawat dan dianggap paling efektif untuk mengendalikan potensi awan hujan. Operasi TMC akan berusaha menghalau awan-awan hujan yang saat ini posisinya terpantau di sebelah timur Bukit Barisan.
Dengan demikian, TMC diharapkan dapat mencegah pergerakan awan hujan untuk memasuki kawasan lereng Gunung Marapi yang berpotensi membahayakan kawasan bencana. Dwikorira mengatakan, BMKG terus memonitor pergerakan awan-awan hujan dan memberikan peringatan dini di wilayah yang rawan.
Dwikorita berharap operasi TMC juga akan memudakan proses pencarian korban dan evakuasi. Selain itu, pemerintah dapat melakukan normalisasi lingkungan seperti penguatan lereng sungai dan perbaikan jalan-jalan yang putus akibat diterjang banjir lahar hujan dan banjir bandang pada Sabtu, (11/5) malam.
Banjir lahar hujan dan banjir bandang disertai tanah longsor terjadi di Sumatra Barat akibat curah hujan sangat tinggi. Beberapa lokasi seperti Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang menjadi wilayah terdampak cukup parah.
Berdasarkan hasil analisis BMKG, wilayah Sumatra Barat diprakirakan akan diguyur hujan hingga 22 Mei 2024 dengan intensitas sedang hingga sangat lebat. Hal ini tentu harus menjadi perhatian bersama karena berdasarkan data PVMBG endapan hasil erupsi Gunung Marapi masih memiliki volume yang sangat banyak di lereng gunung.
Hasil survei lapangan menunjukkan endapan erupsi Gunung Marapi volumenya mencapai 1,3 juta meter kubik dan yang baru turun baru sekitar 300 meter kubik. Adapun lebar endapan lahar diperkirakan mencapai 500-700 meter.
Sehingga, ketika hujan dengan intensitas sangat lebat memungkinkan material endapan batu vulkanik bisa terbawa turun ke pemukiman warga.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.