Katadata Green HUT RI 79
Banner

Di Australia, Bahlil Pamer Kawasan Weda Bay yang Ramah Lingkungan

Badan Koordinasi Penanaman Modal
Avatar
Oleh Tia Dwitiani Komalasari 14 Mei 2024, 13.40

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, menjadi pembicara kunci pada Indonesia-Australia Business Summit di Melbourne, Victoria, Australia. Dalam kesempatan itu, Bahlil berbicara mengenai kawasan industri di Indonesia yang ramah lingkungan.

Di depan 150 pengusaha Australia, Bahlil menegaskan pemerintah Indonesia berkomitmen membangun industri ramah lingkungan ke depan. 

"Jika ada yang mengatakan kalau kawasan industri kami tidak ramah lingkungan, saya akan bawa bapak ibu semua ke kawasan industri Weda Bay di Maluku Utara," ujar Bahlil  dikutip dari Selasa (14/5).

Bahlil mengatakan, kawasan Weda Bay merupakan salah satu lokasi industri hilirisasi di Maluku Utara. Industri tersebut merupakan bagian dari penghasil ekspor  sebesar US$12 miliar untuk sektor hilirisasi mineral. 

"Di sana semuanya sudah ramah lingkungan,” kata Bahlil.   

Dia mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar bagi investasi hijau. Namun, saat ini baru sedikit investor yang tertarik berinvestasi di sektor hijau.

"Hanya 1/5 dari investasi pada energi hijau yang mengalir ke negara berkembang. Padahal 2/3 dari penduduk dunia hidup di negara berkembang," ujar Bahlil.

Dia mengatakan, pasar global menantikan produk-produk industri dari energi listrik ramah lingkungan. Oleh sebab itu, investor hanya akan berinvestasi ke negara-negara yang memiliki energi bersih.

"Target carbon neutral pada tahun 2060 salah satunya dengan sistem penyimpanan energi bersih atau baterai yang akan beroperasi pada 2030," ujar Bahlil. 

Berangkat dari keseriusan Indonesia itu, Bahlil mengajak investor Australia meningkatkan investasinya di Indonesia. 

Salah satu peserta IABS 2024, Geoffrey Gold dari Australia Indonesia Business Council, menyampaikan terdapat peluang bisnis besar melihat hubungan Australia dan Indonesia yang sangat baik. Hal itu membuat para pebisnis nyaman untuk membuat kerja sama usaha.

” Kami ingin melihat sektor pertambangan dan mineral, kerja sama saling menguntungkan. Saya harap kedua pemerintah dapat mendukung hal tersebut. Diharapkan, Indonesia semakin terbuka kepada investasi dari Australia, sebagaimana Australia terbuka bagi investor Indonesia,” ujar Geoffrey.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, total realisasi investasi Australia di Indonesia mencapai US$ 1,96 miliar dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, yaitu sejak 2019 hingga triwulan I 2024. Selama 2023, Australia menempati peringkat ke-10 sebagai sumber penanaman modal asing (PMA) terbesar bagi Indonesia dengan realisasi investasi mencapai US$ 0,5 miliar.

 Demikian pula pada periode triwulan I 2024, Australia masih berada di peringkat ke-10 dengan realisasi investasi sebesar US$ 172,3 juta. Tiga sektor utama penyumbang realisasi investasi terbesar asal Australia yaitu pertambangan (65,4%), hotel dan restoran (7,6%) dan Jasa Lainnya (6,4%). 

Reporter : Rena Laila Wuri Editor : Tia Dwitiani Komalasari
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.