Katadata Green
Banner

Gelombang Panas Landa Asia, Seberapa Rentan RI Terkena Heat Wave?

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt.
Avatar
Oleh Rena Laila Wuri 13 Mei 2024, 16.25

Heat wave atau gelombang panas menjadi perbincangan akhir-akhir ini. Cuaca panas ekstrem ini tengah terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara, mulai dari India, Bangladesh lalu Filipina, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam.

Lantas, apa itu heat wave dan bagaimana mengatasinya?

Hydrologist WRI Indonesia, Yudhistira Satya Pribadi, mengatakan heat wave merupakan suatu fenomena kenaikan suhu rata-rata di suatu wilayah dalam periode tertentu. Biasanya kenaikan tersebut di atas 5 derajat celcius.

“Poin utamanya ada dua, pertama intensitasnya, dan kedua adalah periodenya,” kata Yudhistira dalam acara Green Talks Episode 2 berjudul “Suhu Makin Panas, Indonesia Dilanda Heatwave?” yang tayang di YouTube Katadata,  Jumat (10/5).

Ia mengatakan, kenaikan suhu rata-rata hingga 5 derajat celcius di suatu daerah dapat dikatakan heat wave jika terjadi lebih dari 5 hari beturut-turut. Hal ini sesuai dengan standar indikator dari World Meteorogical Organization (WMO).

Yudhistira mengatakan negara-negara memiliki standar indikator periode heat wave yang berbeda. Pasalnya, heat wave sangat dipengaruhi oleh kondisi suatu wilayah.

Meskipun gelombang panas melanda beberapa negara Asia Tenggara, dia mengatakan, fenomena cuaca panas di Indonesia bukan termasuk heat wave.  Hal itu sesuai dengan yang dikonfirmasi oleh  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa cuaca panas di Indonesia disebabkan oleh gerak semu matahari.

"Jadi pada saat bergerak itulah menimbulkan pemanasan. Ini merupakan siklusnya,” ucapnya.

Seberapa Rentan Indonesia Terkena Heat Wave?

Yudhistira mengatakan heat wave pada umumnya tidak terjadi di daerah tropis. Hal ini karena kondisi cuaca dan iklim negara tropis lebih statis serta hanya memiliki dua musim yakni hujan dan panas. Dengan begitu, negara tropis tidak mengalami perubahan suhu rata-rata yang signifikan.

Dia mengatakan, Indonesia jarang terjadi heat wave karena berada di Asia Tenggara bagian lintang yang lebih rendah. Lain halnya dengan negara yang berada di daerah Asia Tenggara denfan lintang menengah hingga tinggi seperti Thailand,

Sebelumnya, BMKG mengungkapkan alasan di balik cuaca panas yang belakangan ini terjadi di Tanah Air. Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, cuaca panas yang saat ini terjadi bukan karena gelombang panas atau heatwave.

“Khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya," ungkap Dwikorita di Jakarta, dikutip dari laman BMKG, Senin (13/5).

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto, mengatakan suhu panas di Indonesia diprediksi terjadi hingga bulan Agustus 2024. Hal ini beriringan dengan terjadinya Musim Kemarau di Indonesia yang dimana prediksi puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juli-Agustus.

Ia mengatakan, perubahan iklim menjadi salah satu faktor suhu tinggi di Indonesia yang menyebabkan cuaca panas akhir-akhir ini. Pada periode 1981-2022, laju perubahan suhu udara rata-rata secara nasional di Indonesia meningkat sebesar 0,6°C/30 tahun.

Laju perubahan tertinggi terjadi di Palembang sebesar 1.0°C, di Medan, Jakarta, Samarinda sebesar 0.9°C, Semarang, Surabaya, Pontianak, Makassar 0.8°C.

Reporter : Rena Laila Wuri Editor : Tia Dwitiani Komalasari
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.