erafone bersama Katadata Green melaksanakan kegiatan bertajuk “Rethinking Recycling for a Sustainable Future” di erafone & More Dewata Udayana pada Minggu (26/10).
Kolaborasi ini dimulai dengan bincang-bincang santai bersama Founder Daur Ulang Movement I Wayan Tommy Sastra Wijaya. Daur Ulang Movement adalah sebuah gerakan daur ulang sampah dan mengubahnya menjadi produk baru yang bernilai.
Diskusi santai ini membahas berbagai upaya mendorong pemahaman akan daur ulang limbah serta semangat kolaborasi yang dilakukan berbagai komunitas dan orang muda di Bali.
Menurut Tommy, Bali merupakan provinsi yang secara filosofis sudah dekat dengan isu keberlanjutan. Filosofi Hindu tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan di Bali dan melatarbelakangi strategi pengelolaan limbah Daur Ulang Movement dengan konsep regeneratif. Konsep ini mengupayakan sampah tidak menjadi akhir perjalanan sebuah produk, melainkan menjadi kehidupan kedua dengan dikelola kembali.
“Di Bali ada filosofi Karma Phala, perbuatan manusia adalah buah dari karma yang telah dibuat, begitu pula sebaliknya. Jadi, apa yang kita lakukan sekarang itu akan tertuai di kemudian hari,” katanya.
Artinya, timbulan sampah yang dihasilkan adalah imbas dari konsumsi masyarakat sehari-hari. Jika tidak dikelola dengan baik, dampak negatif akan kembali datang. Tommy mencontohkan kejadian banjir yang melanda Bali pada September lalu sebagai dampak negatif dan menjadi pengingat untuk masyarakat dapat bertanggung jawab dengan limbah yang dimiliki, apapun itu jenisnya.
Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Bali mencatat total timbulan sampah akibat banjir pada 10-11 September 2025 mencapai 154,65 ton. Sampah yang menumpuk terdiri dari limbah organik, nonorganik, hingga limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) yang biasa ditemui pada gawai bekas.
Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) menunjukkan bahwa timbulan sampah di Provinsi Bali pada 2024 mencapai 1,2 juta ton. Kota Denpasar menjadi penyumbang terbesar dengan jumlah sampah sekitar 360 ribu ton.
Tommy mengingatkan bahwa, limbah yang dihasilkan tidak hanya jenis organik atau nonorganik, masyarakat juga menghasilkan limbah elektronik atau e-waste seiring adanya penggunaan gawai yang tinggi. Tidak hanya itu, e-waste yang tergolong sebagai limbah B3 membutuhkan pengelolaan khusus dengan mesin tertentu.
“Inisiatif erafone Jaga Bumi berperan penting mengatasi tantangan pengelolaan limbah B3 yang memerlukan penanganan khusus. erafone turut menciptakan nilai tambah dari e-waste itu sendiri,” ucap Tommy.
Komunitas yang mengelola limbah B3 di Bali juga masih terbatas. Kampanye ini turut mendorong pemahaman masyarakat akan gawai yang dimiliki juga berpotensi menjadi limbah dan perlu dikelola dengan baik. Tidak hanya itu, inisiatif ini sejalan dengan agenda Pemerintah Provinsi Bali.
Sebagai respons penanganan limbah di Bali, Pemerintah Provinsi Bali akan mengembangkan Pembangkit Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) yang berlokasi di Denpasar. Rencananya, fasilitas ini akan mengolah sekitar seribu ton sampah per hari dari Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Di dalamnya terdapat mesin insinerator sampah untuk mengelola limbah B3.
Aksi Nyata dengan Membuat Totebag dari Plastik
Tidak hanya sesi talkshow, kegiatan ditutup dengan workshop pembuatan tas jinjing dari limbah plastik dan bahan kain bekas tekstil serta demo pembuatan gantungan kunci dari limbah plastik. 30 peserta yang hadir berasal dari berbagai komunitas, seperti Komunitas pemuda BASAbali Wiki, yaitu Yowana Abhinaya, Daur Ulang Movement, hingga warga umum.
BASABali Wiki adalah komunitas orang muda di Bali yang berfokus pada partisipasi publik dan keterlibatan sipil dengan mendorong anak muda untuk berdiskusi secara terbuka mengenai isu-isu penting menggunakan bahasa lokal.
Para peserta dibagi menjadi sepuluh kelompok untuk membuat tas jinjing. Setelah kegiatan selesai, para peserta mempresentasikan hasil karyanya dan panitia mengumumkan empat pemenang dari kegiatan workshop yang dinilai dari kreativitas, ide, dan kesesuaian tema yang diangkat.
Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman akan ekonomi sirkular. Para peserta didorong untuk mempraktikkan langsung praktik ekonomi yang memanfaatkan limbah dan membuatnya menjadi nilai tambah.
Menurut peserta workshop sekaligus Koordinator Kerja Sama BASAbali Wiki Ayu Suaningsih, kegiatan ini dapat mendukung implementasi Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 09 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah. Surat edaran tersebut mengimbau masyarakat untuk mengelola sampahnya sendiri. Ayu menyebutkan bahwa pemuda memiliki peran strategis mewujudkan kebijakan ini.
“Kebijakan ini membuat adanya perubahan kebiasaan masyarakat dari yang biasanya sampah dikumpulkan di TPA (Tempat Pembuangan Akhir), sekarang harus dikelola sendiri oleh masyarakat, dan ini menjadi hal baru bagi masyarakat,” katanya dalam kegiatan yang sama.
Oleh karenanya, pemuda sebagai agent of change perlu memulai dan mengkampanyekan perubahan perilaku tersebut. Ayu mengatakan, ketika kebiasaan baru dimulai, hal ini akan menjadi contoh bagi masyarakat umum di Bali.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari rangkaian yang telah dilakukan di Jabodetabek pada Februari-Mei 2025, Bandung pada Juni-Agustus 2025, dan Bali pada September-November 2025. Sepanjang Februari sampai Oktober, terkumpul lebih dari 750 gadget bekas pada dropbox erafone.