Katadata Green
Banner

9 Cara Pengolahan Sampah Organik di Rumah yang Mudah Dilakukan

Unsplash
Avatar
Oleh Ghina 19 Februari 2025, 15.01

Limbah alami, seperti sisa makanan, dedaunan, buah-buahan, dan kotoran hewan, termasuk dalam kategori sampah organik. Karena dapat terurai dengan cepat, jenis sampah ini bisa dimanfaatkan kembali untuk menghasilkan kompos atau biogas, yang berkontribusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan.

Sampah organik terdiri dari material yang dapat terdekomposisi oleh mikroorganisme menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti karbon dioksida dan metana. Jika tidak dikelola dengan baik, proses dekomposisi ini dapat berkontribusi terhadap pemanasan global karena pelepasan gas rumah kaca. Oleh sebab itu, pengolahan yang tepat sangat penting untuk mengurangi dampak buruknya.

Meskipun sampah organik dapat dimanfaatkan kembali, ada risiko kontaminasi dari zat berbahaya, seperti patogen, residu antibiotik, atau logam berat, yang dapat mencemari tanah dan mengganggu ekosistem. Oleh karena itu, metode pengolahan yang aman diperlukan untuk memastikan limbah organik tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga bebas dari zat berbahaya yang bisa merusak keseimbangan alam.

Melalui tulisan ini, kami ingin membahas lebih lanjut tentang cara pengolahan sampah organik di rumah. Dapat diterapkan untuk memanfaatkan limbah, berikut cara lengkapnya.

Cara Pengolahan Sampah Organik di Rumah

1.       Membuat Pupuk Kompos

Sampah organik dapat diolah menjadi kompos dengan berbagai metode, seperti komposter karung, drum, atau keranjang. Setiap metode membantu mempercepat dekomposisi bahan organik. 

Kompos meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi penggunaan pupuk kimia, dan memperbaiki struktur tanah. Akar tanaman pun tumbuh lebih kuat dan menyerap nutrisi dengan lebih baik.

2.       Kerajinan Tangan

Limbah organik dapat diolah kembali melalui proses yang meliputi pemilahan, pembersihan, dan pengeringan agar lebih mudah digunakan. Pemilahan bertujuan untuk memisahkan bahan yang masih layak pakai, sementara pembersihan menghilangkan kotoran atau sisa material lain yang menempel. Jika limbah bersifat basah, pengeringan di bawah sinar matahari diperlukan untuk mengurangi kadar airnya.

Dalam beberapa kasus, pewarnaan dilakukan untuk meningkatkan estetika bahan sebelum diolah lebih lanjut. Setelah diwarnai, bahan harus dikeringkan kembali agar warnanya lebih tahan lama. Proses akhir, seperti menyetrika atau menghaluskan permukaan dengan amplas, bertujuan untuk meningkatkan kualitas bahan sebelum digunakan dalam pembuatan produk kerajinan atau barang fungsional lainnya.

3.       Komposter Karung

Komposter karung adalah cara mudah untuk mengubah sampah organik menjadi pupuk dengan menggunakan karung sebagai wadah. Prosesnya cukup simpel, yaitu dengan memilih karung yang memiliki pori-pori, seperti karung goni atau bekas karung beras, agar udara bisa masuk.

Isi karung secara bertahap dengan sampah organik seperti sisa makanan, sayuran, daun kering, dan sekam padi. Tambahkan juga lapisan tanah atau kompos matang agar proses pembusukan lebih cepat.

Pastikan setiap lapisan tetap lembap dengan sedikit air. Letakkan karung di tempat yang teduh dan pastikan ada cukup udara. Aduk isi karung sesekali agar sampah terurai dengan baik. Setelah sekitar 1–2 bulan, sampah akan berubah menjadi kompos yang siap digunakan sebagai pupuk alami.

Metode ini sangat bermanfaat karena dapat mengurangi sampah rumah tangga dan menghasilkan pupuk yang menyuburkan tanah. Selain itu, komposter karung tidak membutuhkan banyak tempat, sehingga cocok digunakan di halaman rumah atau area kecil lainnya.

4.       Komposter Pot

Komposter pot adalah metode sederhana untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk menggunakan pot sebagai wadah utama. Cara ini sangat cocok untuk lingkungan dengan lahan terbatas, seperti rumah di perkotaan. Pot yang digunakan bisa terbuat dari tanah liat atau plastik dengan lubang di bagian bawah untuk memastikan drainase yang baik.

Langkah pembuatannya dimulai dengan meletakkan lapisan tanah atau kompos sebagai pemicu penguraian. Sampah organik seperti sisa makanan, kulit buah, daun kering, dan sekam padi kemudian dimasukkan secara bertahap. Setiap lapisan sebaiknya ditutup dengan tanah agar tidak menimbulkan bau. Pot harus ditutup dengan kain atau penutup berlubang untuk menjaga sirkulasi udara dan perlu diaduk sesekali agar proses pembusukan berlangsung lebih cepat. Setelah 1–2 bulan, hasilnya dapat digunakan sebagai pupuk alami.

Keunggulan komposter pot terletak pada kemampuannya mengurangi limbah rumah tangga dan menghasilkan pupuk berkualitas untuk menyuburkan tanaman. Selain ramah lingkungan, metode ini praktis, tidak membutuhkan banyak tempat, serta mudah diterapkan oleh siapa saja yang ingin mendaur ulang sampah organik di rumah.

5.       Komposter Drum

Komposter drum adalah alat sederhana untuk mengubah sampah organik menjadi kompos. Cara membuatnya cukup mudah, yaitu dengan menggunakan drum bekas yang diberi lubang ventilasi, pintu, dan penyangga. Sampah organik seperti sisa makanan dan daun kering dimasukkan ke dalam drum, lalu diaduk secara berkala agar cepat terurai. 

Komposter ini bermanfaat untuk mengurangi sampah, menghasilkan pupuk alami, dan menjaga lingkungan tetap bersih. Selain mudah dibuat, alat ini juga hemat biaya dan praktis digunakan di rumah.

6.       Eco-Enzyme

Eco-enzyme adalah cairan serbaguna hasil fermentasi sampah organik yang bermanfaat untuk pembersihan, pengusir hama, pupuk, dan penghilang bau. Proses pembuatannya melibatkan pencampuran gula merah, limbah organik, dan air dengan perbandingan tertentu.

Campuran ini difermentasikan dalam wadah plastik tertutup, tetapi tetap diberi ruang untuk gas keluar. Selama tiga bulan, cairan akan berubah warna dan beraroma asam-manis, menandakan fermentasi berhasil. Setelah disaring, cairan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan rumah tangga dan lingkungan, sementara ampasnya bisa digunakan sebagai kompos.

7.       Biopori

Lubang resapan biopori adalah metode ramah lingkungan untuk mengolah sampah organik dan meningkatkan daya serap tanah. Caranya dengan membuat lubang berdiameter 10–30 cm dan kedalaman 80–100 cm di lokasi yang sering tergenang air.

Lubang diisi sampah organik seperti sisa buah, sayur, dan daun kering, tetapi hindari makanan berminyak atau berdaging. Tutup lubang dengan bahan berlubang agar udara masuk dan proses pembusukan berlangsung cepat. Sampah perlu ditambahkan rutin agar menghasilkan pupuk alami yang menyuburkan tanah, menyerap air hujan, dan mencegah banjir.

8.       Lodong Sesa Dapur

Lodong sesa dapur adalah metode sederhana untuk mengolah limbah organik menjadi kompos. Proses ini menggunakan pipa paralon dengan penutup sebagai wadah fermentasi, diisi dengan sisa makanan, kulit buah, sayuran, sekam padi, atau daun kering. Air atau cairan alami seperti air kelapa ditambahkan untuk membantu dekomposisi. 

Lapisan bahan kering dan limbah organik disusun bergantian dalam wadah untuk menjaga keseimbangan kelembaban. Setelah ditutup, campuran ini dibiarkan selama 2–3 minggu dengan sesekali diaduk agar penguraian lebih cepat. Hasil akhirnya berupa kompos kaya nutrisi yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan tanaman.

9.       Keranjang Takakura

Keranjang Takakura adalah solusi praktis untuk mengolah sampah organik menjadi kompos di rumah. Metode ini memanfaatkan keranjang berlubang yang diberi lapisan kardus untuk menjaga sirkulasi udara serta diisi dengan bahan fermentasi, seperti sekam padi atau kompos matang, guna mempercepat penguraian. Sistem ini sangat cocok untuk daerah perkotaan karena minim bau dan mudah dikelola.

Cara pembuatannya cukup sederhana, yaitu dengan menyiapkan keranjang berlubang, melapisinya dengan kardus, lalu menambahkan sekam atau kompos sebagai starter. Sampah organik seperti sisa makanan dan sayuran dimasukkan sedikit demi sedikit dan ditutup dengan bahan fermentasi agar tidak menimbulkan bau tidak sedap. Campuran ini perlu diaduk secara rutin agar dekomposisi berjalan optimal. Setelah beberapa minggu, sampah akan berubah menjadi kompos yang kaya nutrisi dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami bagi tanaman.

Itulah kumpulan cara pengolahan sampah organik di rumah yang relatif mudah dilakukan. Dengan menerapkannya, kita dapat mengurangi limbah, menjaga kebersihan lingkungan, dan menghasilkan produk bermanfaat seperti kompos atau pupuk cair.

Editor : Safrezi
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.