Katadata Green
Banner

7 Jenis-jenis Pupuk Kompos, Cara Membuat dan Manfaat Bagi Lingkungan

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU
Avatar
Oleh Ghina 18 Februari 2025, 15.11

Kompos adalah bahan mirip tanah yang terbentuk dari penguraian bahan organik, yaitu bahan yang mengandung karbon. Proses ini disebut dekomposisi, di mana bahan organik dipecah menjadi bagian-bagian terkecil.

Wujud pupuk kompos bersifat rapuh dari bahan organik yang membusuk, yang terbuat dari bahan tanaman yang terurai, dan digunakan dalam berkebun serta pertanian. Kompos sangat penting dalam pertanian organik, di mana penggunaan pupuk sintetis tidak diperbolehkan.

Melansir Britannica, kompos umumnya mengandung sekitar 2 persen nitrogen, 0,5–1 persen fosfor, dan sekitar 2 persen kalium. Pupuk nitrogen dan pupuk kandang dapat ditambahkan untuk mempercepat proses dekomposisi.

Nitrogen dalam kompos tersedia perlahan dan dalam jumlah kecil, yang mengurangi pencucian dan memperpanjang ketersediaannya sepanjang musim tanam. Karena kandungan nutrisinya yang cukup rendah, kompos biasanya diterapkan dalam jumlah besar.

Berikut ini jenis-jenis pupuk kompos yang bisa digunakan untuk tanaman Anda. 

Jenis-jenis Pupuk Kompos

1.       Pupuk Kompos Cokelat

Pupuk kompos cokelat menggunakan bahan utama berupa sampah berwarna cokelat. Contohnya bahan organik seperti daun kering, sekam padi, rumput kering, serbuk gergaji, limbah kertas, kulit jagung, tangkai sayur, jerami, batang jagung, ranting, kulit pohon, dan lain sebagainya.

Kompos cokelat mengandung zat karbon yang tinggi. Kandungan ini bermanfaat untuk mikroorganisme tertentu. Sementara itu, jenis kompos ini dapat relatif cocok pada tumbuhan berbuah.

2.       Pupuk Kompos Hijau

Jenis pupuk kompos hijau berasal dari sisa tanaman, buah-buahan, sayuran, hingga kotoran hewan. Kandungan yang dominan memberikan nutrisi yaitu nitrogen dan protein. Diketahui bahwa pupuk organik ini memiliki manfaat signifikan untuk menjaga kesuburan dan struktur tanah.

Pupuk ini berperan dalam menyuburkan tanah karena memiliki kandungan unsur hara penting seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang diperlukan oleh tanaman. Selain itu, kompos hijau juga meningkatkan daya serap tanah terhadap air sekaligus menjaga kelembapannya. Tidak hanya itu, pupuk ini turut memperbaiki kondisi tanah yang keras atau padat sehingga menjadi lebih gembur dan mudah diolah.

3.       Vermikompos

Vermikompos, atau pupuk kompos cacing, merupakan jenis pupuk organik yang tercipta melalui proses penguraian bahan organik oleh cacing tanah. Cacing tersebut memakan bahan organik seperti sisa tanaman, daun, dan limbah lainnya, lalu mengubahnya menjadi kotoran yang dikenal sebagai kascing. Kascing ini mengandung berbagai nutrisi yang sangat bermanfaat bagi tanaman dan mudah diserap oleh akar tanaman.

Proses pembuatan vermikompos dimulai dengan menyiapkan tempat atau wadah seperti ember, bak, atau drum yang diisi dengan media seperti sekam padi, serbuk gergaji, atau jerami. Setelah itu, bahan organik yang sudah dicacah kecil dimasukkan ke dalam wadah bersama dengan cacing tanah, yang akan mengolahnya menjadi pupuk berkualitas tinggi.

4.       Kompos Aerob

Kompos aerob terbentuk melalui dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme yang membutuhkan oksigen. Proses ini berlangsung di lingkungan kaya oksigen, di mana bakteri dan jamur menguraikan sisa tanaman dan limbah organik menjadi senyawa sederhana.

Proses pembuatan kompos dimulai dengan mencampurkan tanah yang tercemar dengan bahan-bahan tambahan seperti serpihan kayu, jerami, atau pupuk kandang, serta sisa tanaman. Selain itu, mikroorganisme tertentu dapat ditambahkan untuk membantu mempercepat penguraian bahan yang mencemari tanah.

5.       Kompos Bagase

Kompos bagase dibuat dari limbah sisa pengolahan tebu, yaitu bagase, yang berupa serat setelah diambil sari patinya. Dalam proses pembuatan kompos, mikroorganisme menguraikan bagase dengan bantuan oksigen.

Bagase yang memiliki serat keras ini sulit terurai dengan sendirinya, tetapi dengan proses komposting, mikroorganisme seperti bakteri dan jamur mengubahnya menjadi pupuk yang kaya nutrisi. Kompos bagase bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki strukturnya, serta meningkatkan kemampuannya menyerap air dan udara.

6.       Kompos Cair

Kompos cair merupakan pupuk berbentuk cair yang dihasilkan melalui proses fermentasi bahan organik seperti sisa tanaman, limbah makanan, atau kotoran hewan oleh mikroorganisme, baik dalam kondisi dengan oksigen (aerobik) maupun tanpa oksigen (anaerobik). Proses ini menghasilkan cairan yang kaya nutrisi dan mikroorganisme yang mendukung pertumbuhan tanaman.

Pembuatan kompos cair biasanya melibatkan perendaman bahan organik dalam air agar mikroorganisme dapat menguraikan bahan tersebut menjadi senyawa yang mudah diserap oleh tanaman. Kompos cair efektif digunakan sebagai pupuk daun atau akar, karena cepat diserap tanaman dan memberikan hasil yang optimal.

7.       Kompos Bokashi

Kompos bokashi merupakan pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi tanpa oksigen dari bahan-bahan organik seperti sisa makanan, dedaunan, dan kotoran hewan. Proses fermentasi ini melibatkan mikroorganisme efektif yang terdiri dari bakteri, jamur, dan ragi yang bekerja dalam kondisi tertutup untuk menguraikan bahan organik.

Berbeda dengan kompos pada umumnya, kompos bokashi dapat diproduksi dengan cepat, umumnya dalam waktu sekitar dua minggu. Salah satu keunggulannya adalah kemampuannya untuk mengolah bahan organik yang sulit terurai, seperti limbah makanan berlemak atau protein, tanpa menghasilkan bau busuk berkat proses fermentasi yang dilakukan.

Cara Membuat Pupuk Kompos dengan Mudah di Rumah

1.       Buatlah tempat kompos langsung di atas tanah terbuka agar organisme tanah, seperti cacing dan mikroba, dapat membantu mempercepat dekomposisi bahan organik.

2.       Letakkan lapisan awal berupa ranting atau jerami setebal beberapa inci di bagian dasar. Struktur ini berfungsi sebagai ventilasi alami dan memastikan kelebihan air dapat mengalir dengan baik.

3.       Tambahkan bahan organik secara selang-seling antara bahan yang memiliki kadar air tinggi dan bahan yang lebih kering. Sisa makanan, kantong teh, dan rumput laut termasuk bahan basah, sedangkan jerami, daun kering, serbuk gergaji, serta abu kayu masuk dalam kategori bahan kering. Taburkan abu kayu sedikit demi sedikit agar tidak menggumpal dan memperlambat proses pembusukan.

4.       Masukkan pupuk alami seperti kotoran hewan atau tanaman kaya nitrogen, misalnya semanggi, wheatgrass, atau potongan rumput, untuk mempercepat pengomposan.

5.       Pastikan kelembapan kompos tetap terjaga dengan menyiramnya secara berkala atau memanfaatkan air hujan. Hindari kondisi terlalu kering atau terlalu basah agar proses penguraian berjalan optimal.

6.       Tutupi tumpukan kompos dengan kayu, plastik, atau kain bekas untuk menjaga suhu dan kelembapan yang dibutuhkan selama proses dekomposisi. Selain itu, penutup juga melindungi kompos dari curah hujan berlebihan yang bisa menghambat proses fermentasi.

7.       Aduk atau balik tumpukan kompos setiap beberapa minggu menggunakan sekop atau garpu agar oksigen dapat masuk ke dalamnya, sehingga mempercepat penguraian bahan organik. Jika terdapat banyak bahan kasar seperti jerami, pengadukan dapat dilakukan lebih jarang. Setelah kompos terbentuk, campurkan bahan baru ke dalamnya daripada hanya menumpuknya di atas.

Manfaat Pupuk Kompos untuk Kehidupan

1.       Mempercepat penghijauan lahan yang tandus dengan membantu memperbaiki kondisi tanah agar kembali subur dan produktif.

2.       Mengurangi risiko erosi dengan membuat tanah lebih gembur dan menghambat laju aliran air berlebihan.

3.       Menyerap dan menyimpan karbon di dalam tanah, sehingga berkontribusi dalam menekan emisi gas rumah kaca.

4.       Memperkaya kandungan unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium dalam tanah, yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman yang sehat.

5.       Memacu pertumbuhan tanaman secara optimal dan meningkatkan hasil produksi pertanian.

6.       Menekan pertumbuhan organisme penyebab penyakit pada tanaman berkat keberadaan mikroba baik dalam kompos.

7.       Memelihara kesuburan tanah dalam jangka panjang dengan menyediakan nutrisi secara bertahap tanpa mencemari lingkungan.

8.       Membantu tanaman lebih tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem, seperti kekeringan dan curah hujan tinggi, dengan meningkatkan kapasitas tanah dalam menyimpan air dan nutrisi.

9.       Mendorong praktik pertanian berkelanjutan dengan mendaur ulang limbah organik menjadi pupuk alami yang kaya nutrisi bagi tanaman.

10.   Membantu memperbaiki struktur tanah agar lebih gembur dan mudah diolah, sehingga mendukung perkembangan akar tanaman.

11.   Mengurangi bau tidak sedap dan mengelola limbah organik secara lebih efisien dengan mendaur ulang sampah dapur serta sisa tanaman menjadi pupuk yang berguna.

12.   Mengurangi volume sampah organik yang berakhir di tempat pembuangan akhir, sehingga menekan emisi metana dari proses pembusukan limbah.

13.   Menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan dan hemat biaya, karena dapat diolah sendiri dari limbah organik rumah tangga atau pertanian tanpa harus membeli pupuk kimia mahal.

14.   Memperbesar kapasitas tanah dalam menahan air, sehingga mengurangi kebutuhan irigasi untuk tanaman.

15.   Meningkatkan populasi mikroorganisme tanah yang berperan dalam proses penguraian bahan organik dan penyediaan nutrisi tanaman.

16.   Menyaring air hujan dan mengurangi aliran zat berbahaya, sehingga membantu menjaga kualitas air.

17.   Mengurangi ketergantungan terhadap pupuk dan pestisida berbahan kimia yang dapat mencemari lingkungan.

18.   Menyediakan unsur organik bagi tanah, sehingga meningkatkan kesuburannya dan memperkaya ekosistem mikroba yang menguntungkan.

19.   Memperbaiki tanah yang telah rusak atau terkuras akibat eksploitasi berlebihan serta menghilangkan zat-zat beracun yang mencemarinya.

20.   Mendukung adaptasi lingkungan terhadap perubahan iklim dengan meningkatkan daya serap tanah terhadap air, mencegah polusi saat banjir, serta mempertahankan kelembapan lebih lama guna meminimalkan dampak kekeringan.

Demikian penjelasan tentang jenis-jenis pupuk kompos yang patut diketahui. Anda bisa menggunakannya untuk menjaga pertumbuhan tanaman agar tetap optimal. Semoga bermanfaat.

Editor : Safrezi
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.