Komisi Eropa tengah menggodok aturan yang lebih ketat untuk memastikan pendanaan Uni Eropa untuk proyek hidrogen menguntungkan perusahaan-perusahaan Eropa.
Kepala Kebijakan Perubahan Iklim Uni Eropa pada hari Senin mengatakan langkah ini diambil setelah industri lokal menyuarakan kekhawatiran atas impor murah dari Tiongkok.
Uni Eropa bulan ini akan meluncurkan putaran pendanaan berikutnya untuk proyek hidrogen hijau karena Brussels berupaya untuk memulai industri lokal guna memproduksi bahan bakar tersebut.
Uni Eropa memperketat pendiriannya terhadap teknologi hijau lain dari Tiongkok dengan mengenakan tarif pada kendaraan listrik yang menurutnya diuntungkan oleh subsidi yang berlebihan.
Pabrikan elektroliser Eropa, mesin yang menggunakan listrik untuk memecah air guna menghasilkan hidrogen, telah memperingatkan bahwa mereka tidak dapat bersaing dengan produsen Tiongkok yang lebih murah.
Mereka menginginkan perlindungan dari Uni Eropa melalui penambahan kriteria yang akan menguntungkan perusahaan lokal pada skema pendanaan Bank Hidrogen, sesuatu yang menurut Komisioner Iklim Wopke Hoekstra sedang dikerjakan oleh eksekutif blok tersebut.
"Lelang berikutnya akan berbeda. Kami akan memiliki kriteria yang jelas untuk membangun rantai pasokan elektroliser Eropa. Jika keamanan siber dan keselamatan Eropa tidak dapat dijamin, jika data orang-orang dan perusahaan kami tidak dapat dijamin, perusahaan tidak dapat memperoleh dukungan," kata Wopke dalam pidatonya di Universitas Teknologi Eindhoven di Belanda, dikutip dari Reuters, Senin (2/9).
Menurut dia, meskipun Eropa memiliki kehadiran manufaktur elektroliser yang baik, Tiongkok memasok pasar secara berlebihan dengan harga yang lebih rendah.
Wopke mengatakan meski belum final, kriteria subsidi hidrogen yang direncanakan dapat mencakup persyaratan agar pekerjaan dilakukan di dalam Eropa atau menetapkan batasan ketergantungan proyek pada negara-negara non-Uni Eropa.
"Aturan keamanan siber akan diarahkan untuk memastikan data Eropa tidak berakhir di tangan pemerintah di luar Uni (Eropa)," ujarnya dalam wawancara bersama dengan Reuters dan Politico.
Uni Eropa memberikan Rp 12 triliun (€720 juta) kepada tujuh proyek hidrogen Uni Eropa pada April lalu.
Saat itu, sumber industri mengatakan kepada Reuters bahwa tawaran harga rendah dari beberapa proyek yang berhasil mengindikasikan bahwa mereka akan menggunakan peralatan Tiongkok yang lebih murah.
Komisi Eropa belum mengungkapkan apakah ini yang terjadi.
Dokumen milik Komisi Eropa, yang dilihat oleh Reuters, menunjukkan sekitar seperempat dari proyek yang mengajukan permohonan pendanaan berencana untuk mendapatkan elektroliser mereka dari luar Uni Eropa.
Hampir seperempat lainnya berencana untuk menggunakan campuran peralatan buatan Uni Eropa dan non-Uni Eropa.
Wopke Hoekstra mengatakan Uni Eropa tidak bermaksud untuk memutus hubungan dengan Tiongkok, tetapi akan mengambil tindakan jika persaingan tidak adil.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.