Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature hari Rabu (28/8) menemukan bahwa kebakaran yang melanda hutan Kanada tahun lalu melepaskan lebih banyak gas rumah kaca daripada beberapa negara penghasil emisi terbesar.
Temuan ini menimbulkan pertanyaan mengenai anggaran emisi nasional yang mengandalkan hutan sebagai penyimpan karbon.
Karbon yang dilepaskan sekitar 647 megaton dalam kebakaran hutan tahun lalu melampaui tujuh dari sepuluh penghasil emisi nasional terbesar pada tahun 2022, termasuk Jerman, Jepang, dan Rusia.
Hanya Tiongkok, India, dan Amerika Serikat (AS) yang mengeluarkan lebih banyak emisi karbon selama periode tersebut, yang berarti bahwa jika kebakaran hutan Kanada disejajarkan dengan negara-negara lain, mereka akan menjadi penghasil emisi terbesar keempat di dunia.
Emisi tipikal dari kebakaran hutan Kanada selama dekade terakhir berkisar antara 29 hingga 121 megaton.
Namun, perubahan iklim yang didorong oleh pembakaran bahan bakar fosil menyebabkan kondisi yang lebih kering dan lebih panas, yang memicu kebakaran hutan yang ekstrem.
Kebakaran tahun 2023 membakar 15 juta hektar di seluruh Kanada atau sekitar 4% dari hutannya.
Temuan ini menambah kekhawatiran mengenai ketergantungan hutan dunia terhadap peran penyerap karbon jangka panjang bagi emisi industri, padahal sebenarnya hutan dapat memperparah masalah karena kebakaran.
Kekhawatirannya adalah bahwa anggaran karbon global atau perkiraan jumlah gas rumah kaca yang dapat terus dipancarkan dunia sambil menjaga pemanasan global pada 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri, didasarkan pada perhitungan yang tidak akurat.
"Jika tujuan kita benar-benar untuk membatasi jumlah karbon dioksida di atmosfer, kita perlu melakukan penyesuaian terhadap jumlah karbon yang boleh kita keluarkan melalui perekonomian kita, yang disesuaikan dengan jumlah karbon yang diserap atau tidak diserap oleh hutan," kata penulis studi Brendan Byrne, yang merupakan ilmuwan atmosfer di Laboratorium Propulsi Jet NASA.
Berdasarkan penelitian tersebut, suhu panas yang tidak normal yang dialami Kanada pada 2023 diproyeksikan akan umum terjadi pada tahun 2050-an.
Hal ini kemungkinan akan menyebabkan kebakaran hebat di 347 juta hektar hutan yang menjadi andalan Kanada untuk menyimpan karbon.
Kebakaran hutan yang semakin parah dan karbon yang dilepaskan tidak diperhitungkan dalam inventaris emisi gas rumah kaca tahunan Kanada.
Berdasarkan Strategi Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional oleh Kanada untuk 2021, karbon dihitung ketika dipancarkan dari sumber manusia, seperti aktivitas industri, bukan gangguan alam di hutan seperti wabah serangga atau kebakaran hutan.
"Atmosfer melihat karbon ini meningkat, tidak peduli bagaimana kita mengatur sistem penghitungan kita," kata Brendan, dikutip dari Reuters, Rabu (28/8).
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.