Katadata Green
Banner

Negara-Negara Kepulauan Pasifik Bahas Perubahan Iklim dan Keamanan

123RF.com/amjid555
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 26 Agustus 2024, 15.47

Perubahan iklim dan keamanan akan mendominasi diskusi pada pertemuan para pemimpin Kepulauan Pasifik minggu depan di Tonga saat Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) berebut pengaruh di kawasan tersebut.

Perdana Menteri Kepulauan Cook Mark Brown sebagai Ketua Forum Kepulauan Pasifik mengatakan kepada para menteri luar negeri dari 18 negara anggota bahwa prioritas utama adalah solidaritas regional di tengah meningkatnya kepentingan geostrategis, mengatasi krisis iklim yang sedang berlangsung, dan mengelola tantangan yang muncul.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres juga akan berkunjung ke Tonga, yang berpenduduk 100.000 jiwa yang tersebar di 36 pulau dan bergantung pada bantuan luar negeri, untuk menyoroti perlunya bantuan perubahan iklim yang lebih besar.

Pertumbuhan ekonomi yang lambat, meningkatnya biaya impor barang-barang pokok, dan dampak parah bencana yang disebabkan oleh iklim menjadi topik utama yang diangkat oleh para menteri ekonomi menjelang pertemuan tersebut.

Penurunan layanan perbankan internasional di seluruh wilayah juga akan dibahas.

Kerusuhan sipil antara penduduk asli Kanak dan loyalis Prancis di wilayah Prancis Kaledonia Baru, anggota forum, merupakan salah satu dari beberapa masalah keamanan yang menantang bagi para pemimpin.

Mereka juga akan mempertimbangkan usulan untuk meningkatkan pelatihan polisi Kepulauan Pasifik agar anggota forum dapat saling membantu dalam hal keamanan saat terjadi krisis, sehingga mengurangi kebutuhan untuk meminta bantuan dari negara-negara di luar kawasan seperti Tiongkok.

Australia, anggota forum terbesar, mendukung usulan tersebut dan akan mendanai pusat pelatihan polisi regional di Papua Nugini.

"Ini sensitif secara politis karena semua orang menyadari implikasi strategisnya," kata Direktur Program Kepulauan Pasifik Mihai Sora di lembaga pemikir Lowy Institute di Australia.

Penting bagi program kepolisian untuk dilihat sebagai tanggapan terhadap prioritas Kepulauan Pasifik dan bukan sekadar memperkuat peran donor bantuan utama Australia sebagai mitra keamanan utama.

Hingga saat ini, Tiongkok telah menjadi pemberi pinjaman infrastruktur utama di kawasan tersebut dan kini tengah berupaya untuk mendapatkan peran yang lebih besar dalam bidang militer, kepolisian, konektivitas digital, dan media.

Kepolisian Tiongkok beroperasi di Kepulauan Solomon dan Kiribati. Beijing pun menjadi tuan rumah kunjungan para pemimpin Fiji, Vanuatu, dan Kepulauan Solomon beberapa minggu sebelum pertemuan forum, yang menyoroti kemampuannya untuk menyediakan bantuan pembangunan dan tujuan keamanannya.

Departemen Luar Negeri AS pada hari Jumat mengatakan Wakil Menteri Luar Negeri AS Kurt Campbell akan pergi ke Tonga untuk bertemu dengan para pemimpin forum.

AS bukan anggota forum, tetapi para pemimpin akan memutuskan permohonan dari wilayah Pasifik AS, Guam dan Samoa Amerika, untuk bergabung sebagai anggota asosiasi, tanpa hak suara.

"Ini adalah wilayah Amerika, sehingga akan meningkatkan akses AS, dan kemungkinan kemampuannya untuk memengaruhi atau membentuk diskusi regional," kata Mihai Sora, dikutip dari Reuters, Jumat (23/8).

Menyoroti tantangan dalam mengadopsi pendekatan terpadu, Kiribati mengumumkan dalam sebuah pernyataan Facebook pada hari Jumat bahwa mereka menutup pintunya untuk kunjungan diplomatik asing hingga 2025.

Presiden Kiribati Taneti Maamau, yang pro-Tiongkok, kembali memperoleh kursi parlemen dalam pemilihan nasional bulan ini, tetapi masih menghadapi pemilihan presiden secara langsung di akhir tahun.

Tiga anggota forum memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan, yang dipandang Tiongkok sebagai wilayahnya, setelah Nauru mengalihkan kesetiaannya ke Tiongkok tahun ini.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.