India akan menghabiskan hampir Rp 4,6 triliun (US$300 juta) dalam dua tahun untuk membangun saluran air dan memperluas badan air seperti danau.
Saluran air dibangun di tujuh kota termasuk Mumbai, Chennai, dan Bengaluru untuk mengurangi banjir dan menghemat air.
Banjir, yang sering berakibat fatal, umum terjadi di kota-kota India setiap musim hujan karena urbanisasi yang cepat menghabiskan danau kota dan sampah menyumbat saluran air.
Banjir semacam itu telah didahului oleh kekurangan air yang parah dalam beberapa tahun terakhir, terutama di Delhi dan Bengaluru, di mana tempat penyimpanan air yang dulunya melimpah telah menyusut.
Lembaga pemeringkat Moody's memperingatkan pada bulan Juni bahwa meningkatnya tekanan air di India dapat memengaruhi pertumbuhan, yang diproyeksikan mencapai 7,2% pada tahun fiskal April-Maret ini dan merupakan yang tertinggi di antara negara-negara ekonomi utama.
Anggota Otoritas Manajemen Bencana Nasional Krishna S. Vatsa mengatakan pengeluaran pemerintah federal, tindakan pengendalian banjir pertama yang difokuskan pada badan air, telah disetujui baru-baru ini dan juga akan menggabungkan sistem peringatan dini.
"Ini bisa menjadi salah satu pendekatan paling signifikan untuk mitigasi banjir di kota-kota. Meskipun pentingnya drainase air hujan dalam mengurangi limpasan tidak dapat diabaikan, drainase juga perlu dilengkapi dengan beberapa solusi berbasis alam seperti meningkatkan kapasitas sungai dan danau untuk menampung air hujan," ujar Krishna dalam sebuah wawancara.
Dia mengatakan dari Rp 4,6 triliun (25 miliar rupee), Mumbai, Chennai, dan Kolkata masing-masing akan menerima Rp 924 miliar (5 miliar rupee).
Ahmedabad, Hyderabad, Bengaluru, dan Pune masing-masing akan mendapatkan Rp 462 miliar (2,5 miliar rupee).
Tidak ada alokasi yang dibuat untuk ibu kota Delhi karena kota-kota tersebut dipilih berdasarkan frekuensi banjir dan penilaian kerugian yang diakibatkannya di sana.
Namun, Krishna memperingatkan bahwa tindakan jangka panjang juga diperlukan, terutama karena negara itu mengalami curah hujan yang sangat tinggi dalam waktu yang singkat.
Menurut pihak berwenang, lebih dari 300 millimeter hujan mengguyur ibu kota keuangan India, Mumbai, dalam enam jam lebih awal pada 8 Juli.
"Setiap kali sebuah kota menerima curah hujan 100 millimeter, pasti akan terjadi banjir. Anda memerlukan tingkat investasi tertentu secara terus-menerus yang didukung oleh banyak sekali tindakan tata kelola sehingga masalah tersebut dapat dikurangi," kata Krishna, dikutip dari Reuters, Rabu (21/8).