Katadata Green
Banner

Hampir 68 Juta Orang Menderita Kekeringan di Afrika Selatan

freepik.com/jcomp
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 19 Agustus 2024, 15.25

Sekitar 68 juta orang di Afrika Selatan menderita dampak kekeringan yang disebabkan El Nino yang telah memusnahkan tanaman pangan di seluruh wilayah tersebut.

Kekeringan, yang dimulai pada awal tahun 2024, menghantam produksi tanaman pangan dan ternak, menyebabkan kekurangan pangan dan merusak ekonomi yang lebih luas.

Kepala negara dari 16 negara bagian Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) bertemu di ibu kota Zimbabwe, Harare, untuk membahas berbagai isu regional termasuk ketahanan pangan.

Sekretaris Eksekutif SADC Elias Magosi mengatakan sekitar 68 juta orang atau 17% dari populasi wilayah tersebut membutuhkan bantuan.

"Musim hujan 2024 merupakan musim yang penuh tantangan dengan sebagian besar wilayah mengalami dampak negatif dari fenomena El Nino yang ditandai dengan datangnya hujan yang terlambat," kata Elias, dikutip dari Reuters, Sabtu (17/8).

Ini adalah kekeringan terburuk di Afrika Selatan selama bertahun-tahun, akibat kombinasi El Nino yang terjadi secara alami - ketika pemanasan abnormal perairan di Pasifik timur mengubah pola cuaca dunia - dan suhu rata-rata yang lebih tinggi yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca.

Negara-negara termasuk Zimbabwe, Zambia, dan Malawi menyatakan krisis kelaparan sebagai bencana, sedangkan Lesotho dan Namibia meminta bantuan kemanusiaan.

Pada bulan Mei, kawasan tersebut mengajukan permohonan bantuan kemanusiaan senilai Rp 85 triliun (US$5,5 miliar) untuk mendukung tanggap kekeringan.

Namun, Presiden Angola Joao Lourenco, ketua SADC yang akan lengser, mengatakan sumbangan belum juga diberikan.

"Jumlah yang dimobilisasi sejauh ini sayangnya di bawah jumlah yang diperkirakan dan saya ingin menegaskan kembali permohonan ini kepada mitra regional dan internasional untuk melipatgandakan upaya mereka untuk membantu masyarakat kita yang terkena dampak El Nino," kata Joao dalam pertemuan puncak tersebut.

Kekeringan menjadi topik pembicaraan utama pada pertemuan puncak tahun ini, di samping isu-isu seperti konflik yang sedang berlangsung di bagian timur Republik Demokratik Kongo. Menurut Joao, konflik tersebut merupakan sumber keprihatinan besar.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.