Bank Dunia telah menyetujui hibah untuk Zambia senilai US$208 juta (Rp 3,4 trilliun) ketika negara di Afrika bagian selatan ini berjuang untuk mengatasi dampak kekeringan yang melanda wilayah tersebut.
Kementerian Keuangan Zambia mengumumkan hibah tersebut hari Selasa (2/7). Kementerian mengatakan bahwa hibah ini dimaksudkan untuk membantu Zambia secara efektif menghadapi dampak kekeringan.
Dengan adanya dana hibah tersebut, pemerintah Zambia bisa memberikan bantuan langsung tunai kepada lebih banyak orang yang terkena dampak, serta menggandakan jumlah yang diberikan per rumah tangga per bulan, dari sekitar US$8,30 (Rp 135.963) menjadi US$16,60 (Rp 271.927)
"Tujuan pengembangan proyek ini adalah untuk melindungi konsumsi rumah tangga miskin dan rentan dalam menanggapi guncangan-guncangan di Zambia," ujar Direktur Eksekutif Bank Dunia, Dr Floribert Ngaruko, dikutip dari Deutsche Welle, Rabu (3/7).
Hibah ini secara khusus diharapkan dapat mendukung lebih dari 1,6 juta rumah tangga di 84 distrik yang terkena dampak kekeringan dengan bantuan uang tunai selama 12 bulan. Dari jumlah tersebut, sekitar 900.000 di antaranya sudah menjadi rumah tangga penerima manfaat.
Afrika Selatan mengalami kekeringan terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini sebagian dipengaruhi oleh fenomena iklim El Nino, yang ditandai dengan suhu permukaan laut yang lebih hangat di Samudra Pasifik dekat khatulistiwa dengan efek yang mengganggu pola cuaca global.
Suhu rata-rata yang lebih tinggi yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca juga berkontribusi terhadap kekeringan.
Kekeringan menghantam produksi pangan dan mata pencaharian jutaan orang, sehingga mendorong Zambia, Malawi, dan Zimbabwe untuk mendeklarasikan keadaan bencana.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut musim pertanian di Zambia sebagai musim terkering dalam lebih dari 40 tahun terakhir.
Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, lebih dari sembilan juta orang di 84 dari 117 distrik di negara tersebut terkena dampaknya.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.