PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM), perusahaan multi-energi Indonesia, menampilkan berbagai inisiatif unggulan untuk melestarikan keanekaragaman hayati. ITM ikut serta dalam penyelesaian pembangunan Persemaian Mentawir di Ibu Kota Nusantara (IKN), melakukan konservasi untuk tujuan arboretum, hingga mengembangkan produk digital untuk memantau aktivitas revegetasi dan mengukur serapan karbon.
Inisiatif-inisiatif tersebut ditampilkan dalam Festival Lingkungan Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) kedua yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Festival LIKE 2 diinisiasi oleh Kementerian LHK dalam rangka road to COP ke-29 2024 yang akan berlangsung di Azerbaijan. Festival ini menjadi wadah untuk memperkenalkan hasil kerja nyata dan upaya perbaikan kebijakan serta implementasinya di sektor kehutanan dan lingkungan hidup," kata Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar saat membuka Festival LIKE 2 yang akan berlangsung 8-11 Agustus 2024.
"Festival LIKE memberikan ruang bagi para pemangku kepentingan, terutama perusahaan swasta dan instansi pemerintah, untuk berbagi pengalaman, inovasi, bahkan best practice untuk merealisasikan prinsip-prinsip keberlanjutan," kata Ignatius Wurwanto, Direktur ITM, dalam keterangan tertulis. Upaya-upaya pelestarian lingkungan dan konservasi keanekaragaman hayati yang dilakukan ITM merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk menjadi perusahaan energi yang lebih hijau dan lebih pintar.
Salah satu inisiatif unggulan ITM adalah Persemaian Mentawir yang diresmikan Presiden Joko Widodo di IKN pada awal Juni lalu. Persemaian Mentawir merupakan lumbung bibit yang mendukung perwujudan aspek perhutanan (forestry) di IKN. Persemaian ini hasil kerja sama beberapa pihak, yakni KLHK, Kementerian Perumahan Umum dan Pekerjaan Umum (PUPR), ITM Group, PLN, dan Telkom.
Persemaian yang terletak di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara ini memiliki kapasitas 15 juta bibit per tahun. Ini merupakan persemaian terbesar di Indonesia dan seluruhnya merupakan pengembangan tanaman endemik Kalimantan.
Inisiatif lainnya yang menjadi unggulan ITM di Festival LIKE 2 adalah arboretum seluas 270 hektare (ha). Fasilitas tersebut merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk menjaga keanekaragaman hayati di area pascatambang maupun area yang belum ditambang.
Arboretum menyediakan lokasi penelitian bagi para akademisi, serta menjadi rumah bagi ragam flora dan fauna. Di dalamnya terdapat kelompok mamalia, primata, dan burung.
Wurwanto menambahkan, ITM bersama anak-anak usahanya juga telah menyelesaikan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) pada area seluas 24.407 ha. Ini merupakan area terluas di antara perusahaan pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Yang terbaru, ITM Group juga diberi kepercayaan untuk melakukan rehabilitasi DAS di kawasan IKN.