Katadata Green
Banner

Paris Hadapi Gelombang Panas, Penyelenggara Olimpiade Diminta Bersiap

freepik.com/wirestock
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 30 Juli 2024, 14.03

Paris, yang menjadi tuan rumah Olimpiade 2024, diperkirakan mengalami suhu 35 derajat Celsius dan kelembapan tinggi minggu ini.

Badan meteorologi Prancis mengeluarkan peringatan kuning untuk gelombang panas dan badai pada hari Selasa setelah cuaca hangat mulai terasa pada hari Minggu.

Ini merupakan peringatan kedua dari empat peringatan dengan suhu tinggi yang diperkirakan akan bertahan hingga Rabu malam.

Peringatan dari Meteo-France menyarankan masyarakat untuk waspada saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik di luar ruangan.

Karena sebagian besar Olimpiade berlangsung di dalam atau di sekitar kota, suhu tinggi kemungkinan akan menjadi perhatian bagi para atlet yang berlaga di acara luar ruangan minggu ini.

Selama beberapa hari ke depan, akan ada voli pantai di Menara Eiffel, semifinal rugby sevens putri di Stade de France, dan kualifikasi gaya bebas BMX di Place de Concorde.

Setelah banyak atlet menderita akibat cuaca panas pada Olimpiade terakhir di Tokyo, para atlet mendesak penyelenggara untuk bersiap menghadapi suhu tinggi.

Apa yang terjadi di Tokyo?

Olimpiade Tokyo tahun 2021 dikenal sebagai Olimpiade terpanas sepanjang sejarah dengan suhu yang mencapai di atas 34 derajat Celsius dan kelembapan udara mencapai hampir 70%.

Hal ini menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi para atlet yang bertanding.

Suhu tersebut yang dinamai suhu bola basah memperhitungkan panas dan kelembapan, dan suhu 35 derajat Celsius atau lebih dianggap fatal bagi manusia jika terpapar selama lebih dari enam jam.

Ketika kelembapan mencapai 100%, keringat berhenti menguap yang berarti tubuh tidak dapat mendinginkan dirinya sendiri.

Jika seseorang terpapar kondisi ini dalam jangka waktu lama, kondisi ini dapat mematikan.

Di Tokyo, pelari maraton terlihat muntah-muntah dan pingsan saat melewati garis finis, sedangkan pemain tenis Rusia Daniil Medvedev mengajukan pertanyaan tentang siapa yang akan bertanggung jawab jika ia meninggal karena cuaca panas. Atlet lainnya harus dibawa keluar dari acara dengan kursi roda.

Berdasarkan penelitian dari British Medical Journal, sekitar 1 dari 100 atlet Olimpiade menderita penyakit terkait panas selama Olimpiade.

Paris juga menghadapi suhu panas ekstrem, dengan dunia baru-baru ini mencatat hari terpanasnya setelah berbulan-bulan mengalami suhu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Para ahli mengatakan kita sekarang berada di wilayah yang benar-benar belum dipetakan karena iklim terus menghangat.

Menurut sebuah studi tahun 2023, Paris sangat rentan terhadap suhu tinggi dan memiliki risiko kematian akibat panas tertinggi di Eropa.

Sejak Paris terakhir kali menjadi tuan rumah Olimpiade pada 1924, perubahan iklim telah menyebabkan suhu meningkat sekitar 3,1 derajat Celcius pada saat ini.

Setelah tahun 2023 mempertontonkan salah satu musim panas terpanas yang pernah tercatat di Prancis, penyelenggara Olimpiade bertekad untuk menghindari terulangnya apa yang terjadi di Tokyo.

Bagaimana penyelenggara Olimpiade bersiap menghadapi cuaca panas?

Meteo-France terus berkomunikasi dengan penyelenggara Olimpiade, memberikan informasi terkini dan peringatan tentang kondisi cuaca.

Badan cuaca bersama Sante Publique France telah meningkatkan peringatan tentang cuaca panas dan kesehatan.

Ada rencana darurat yang berlaku untuk beberapa cabang olahraga dan tempat serta batasan khusus yang melarang permainan dilanjutkan jika suhu mencapai ambang batas.

Acara seperti triatlon dan maraton dimulai pagi-pagi sekali untuk menghindari bagian terpanas hari itu.

Penyelenggara telah menilai risiko untuk setiap cabang olahraga dan mengklaim bahwa mereka membuat kalender acara dengan mempertimbangkan masalah-masalah khusus tersebut.

Namun, cuaca panas tidak hanya akan menjadi masalah bagi para atlet. Sekitar 300 pancuran air tambahan telah dipasang di seluruh Paris sehingga para penonton dapat mengisi penuh botol air mereka dan terhindar dari dehidrasi.

Area teduh juga tersedia bagi pengunjung untuk berteduh dari terik matahari.

Para atlet juga telah bersiap menghadapi cuaca panas, dengan beberapa di antaranya mereproduksi kondisi seperti temperatur dan kelembapan selama latihan mereka.

Panitia Olimpiade akui masalah AC

Tim atlet menyampaikan kekhawatiran tentang Desa Olimpiade setelah terungkap bahwa akomodasi tersebut tidak memiliki AC.

Dikutip dari Euronews, Senin (29/7), desa tersebut dirancang untuk menggunakan sistem geotermal yang mendinginkan dengan air yang diambil dari bawah tanah.

Sistem ini menjaga suhu di dalam ruangan setidaknya 6 derajat Celcius lebih rendah daripada suhu di luar ruangan dan jauh lebih ramah lingkungan daripada AC.

Menyusul reaksi keras dari tim atlet, penyelenggara mengumumkan bahwa tim atlet akan bisa mendapatkan unit pendingin portabel di kamar mereka.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.