Katadata Green
Banner

Advokat Iklim Menyambut Baik Pencalonan Kamala Harris

Topjabar.co
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 30 Juli 2024, 11.08

Para advokat iklim menyambut baik pencalonan Kamala Harris menjadi presiden Amerika Serikat (AS) berikutnya dari Partai Demokrat.

Presiden Joe Biden bahkan telah menorehkan prestasi sebagai presiden yang paling pro-iklim dalam sejarah.

"Dan Kamala Harris adalah kandidat iklim yang menarik", kata beberapa advokat iklim, dikutip dari CNN, Selasa (23/7).

Wakil Presiden Senior Urusan Pemerintahan untuk League of Conservation Voters Action Fund Tiernan Sittenfeld mengatakan Kamala Harris adalah pejuang hebat dalam isu keadilan iklim dan lingkungan.

Aksi iklim telah menjadi bagian dari karier Kamala Harris selama puluhan tahun. Sebagai Jaksa Agung California, dia menggugat perusahaan minyak besar seperti BP dan ConocoPhillips, dan menyelidiki Exxon Mobil atas perannya dalam disinformasi perubahan iklim.

Saat di Senat, ia mensponsori resolusi Green New Deal. Sebagai wakil presiden, Kamala Harris melakukan pemungutan suara penentu yang penting untuk meloloskan RUU Iklim bersejarah dari Partai Demokrat.

"Wakil Presiden Kamala Harris akan mengalahkan Donald Trump. Dia akan berjuang setiap hari agar semua warga Amerika memiliki akses ke udara bersih, air bersih, dan lingkungan yang sehat," kata Gina McCarthy, penasehat iklim nasional pertama Presiden Joe Biden.

Pencalonan Kamala Harris datang di saat yang menentukan bagi planet bumi ini. Tahun 2023 merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat, dan tahun 2024 hanya melanjutkan tren tersebut, dengan data terbaru menunjukkan tanggal 21 Juli merupakan hari terpanas yang pernah tercatat secara global.

Dengan meningkatnya suhu global yang mendorong dunia lebih dekat ke kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, para ilmuwan dan kelompok energi mengatakan satu-satunya cara untuk meminimalkan kerusakan adalah dengan segera menerapkan energi bersih dalam skala besar pada akhir dekade ini.

Para advokat iklim mengatakan rekam jejak Kamala Harris terkait perubahan iklim sangat berbeda dengan mantan Presiden Donald Trump, lawannya dari Partai Republik. Donald Trump telah bersumpah untuk menarik AS keluar dari komitmen iklim.

Dengan Demokrat yang cepat bersatu di sekitar Kamala Harris, mereka ingin kembali menyoroti agenda Donald Trump.

"Sebagian besar orang sudah lupa betapa buruknya Donald Trump dalam menangani perubahan iklim dan betapa buruk dampaknya bagi planet kita jika dia terpilih lagi," kata salah satu pendiri dan mantan Direktur Eksekutif Evergreen Action Jamal Raad.

Bagaimana Demokrat berencana berkampanye tentang iklim

Taruhannya pada pemilu 2024 untuk iklim global tidak bisa lebih tinggi lagi.

Donald Trump berjanji mendorong AS kembali ke bahan bakar fosil, dengan membatalkan warisan iklim dan energi bersih yang diusung oleh Joe Biden dan menarik AS keluar dari komitmen iklim global.

Mengingat pertaruhannya tersebut, para advokat iklim ingin sekali menyoroti perbedaan mencolok antara Donald Trump dan Kamala Harris.

“Kamala Harris ingin terus membangun masa depan energi bersih yang cerah ini, dan Trump serta Big Oil benar-benar mewakili masa lalu kita yang terburuk,” kata Direktur Eksekutif Kelompok Advokasi Climate Power.

Partai Republik sudah menyerang Kamala Harris terkait energi, khususnya atas dukungan dia sebelumnya terhadap larangan fracking selama kampanye tahun 2020.

Joe Biden menentang larangan tersebut dan Harris kemudian mencabut dukungannya saat ia menjadi calon wakil presiden.

Partai Demokrat berharap dapat menggunakan agenda iklim mereka untuk memotivasi kaum muda, yang menurut jajak pendapat sulit digapai oleh Joe Biden.

Para advokat iklim mengatakan Partai Demokrat mungkin akan mendapat manfaat dari kandidat yang lebih muda yang berbicara kepada para pemilih muda tentang iklim.

Menurut mereka, sikap Harris yang tidak mau terlibat dalam beberapa langkah kontroversial Joe Biden terkait perubahan iklim saat menjabat sebagai presiden, seperti persetujuannya tahun lalu terhadap proyek pengeboran minyak besar-besaran di Alaska yang dikenal sebagai Willow, dapat menguntungkan partai tersebut.

Anggota kelompok pemuda peduli iklim Sunrise Movement akan mengamati apakah Kamala Harris akan bergerak untuk membedakan dirinya dari Joe Biden tentang Willow.

"Apakah Kamala Harris melepaskan diri dari keputusan Joe Biden yang paling tidak populer di kalangan anak muda? Dia memiliki kesempatan untuk mendefinisikan dirinya sebagai kandidat baru dan berbeda dari Joe Biden. Itulah pekerjaan penting baginya dalam beberapa hari mendatang," ujar Juru Bicara Sunrise Movement Stevie O'Hanlon.

Prioritas periode kedua

Pemerintahan Demokrat kedua akan terus melaksanakan rancangan undang-undang iklim yang diusung Joe Biden dan mempertahankan banyak aturan iklim utama dari gugatan hukum.

Jika terpilih, salah satu sasaran iklim terbesar yang harus disusun Kamala Harris di awal pemerintahannya adalah seberapa besar planet bumi ini akan mengurangi polusi iklimnya pada 2035, sebuah persyaratan perjanjian iklim Paris yang Donald Trump berjanji untuk tinggalkan jika ia terpilih.

Analisa terkini dari Rhodium Group yang nonpartisan menemukan bahwa meskipun AS tidak berada di jalur yang tepat untuk mencapai sasaran yang ditetapkan oleh Joe Biden untuk memangkas emisi AS hingga setengahnya pada 2030, AS bisa melampaui sasaran tersebut pada 2035.

Laporan Rhodium menunjukkan bahwa pemotongan emisi di sektor listrik akan sangat penting bagi sasaran iklim AS, dan itu akan memerlukan aturan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) yang kuat selain dari RUU Iklim.

“Siapa yang memegang kendali EPA itulah yang paling penting,” kata Analis Rhodium Ben King.

Kamala Harris telah menjaga hubungan kerja yang erat dengan para kepala kabinet lingkungan hidup bentukan Joe Biden, termasuk Kepala EPA Michael Regan.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.