Katadata Green HUT RI 79
Banner

Investasi EV Tiongkok Bisa Berdampak pada Industri Otomotif AS

123rf.com/malp
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 18 Juli 2024, 20.43

Tiongkok telah mengumumkan investasi sekitar US$845 juta atau 6 miliar yuan (Rp 13 triliun) untuk pengembangan baterai kendaraan listrik generasi baru.

Enam perusahaan, termasuk CATL yang merupakan pemimpin global dalam teknologi baterai kendaraan listrik dan produsen mobil BYD dan Geely, akan mendapatkan akses terhadap pendanaan pemerintah untuk proyek pengembangan baterai generasi baru yang dianggap belum pernah terjadi sebelumnya.

Proyek tersebut akan berfokus pada pembuatan baterai all-solid-state (ASSB) yang layak.

Industri lebih menyukai baterai lithium-ion untuk kendaraan listrik karena relatif hemat energi dan terdapat metode untuk mendaur ulangnya. Namun, banyak orang melihat ASSB sebagai masa depan baterai kendaraan listrik.

Model semi-padat, yang menggunakan bahan elektrolit padat dikombinasikan dengan versi cair atau gel yang biasa digunakan, telah memberikan harapan besar.

Bateria model tersebut umumnya lebih aman, lebih ringan, dan lebih padat energi serta memiliki potensi pengisian ulang yang lebih cepat karena stabilitas termal yang lebih baik.

Baterai versi ASSB akan mengandalkan material padat sepenuhnya dan harus meningkatkan hasil yang sudah menjanjikan.

Namun, ada kendala produksi yang harus diselesaikan, dan prosesnya diperkirakan 10 hingga 20 kali lebih mahal dibandingkan produksi litium-ion.

Beberapa produsen mobil di Amerika Serikat (AS) telah memperlambat investasi mereka pada teknologi kendaraan listrik dan bersandar pada model hybrid sambil mengamati perkembangannya.

Tidak perlu khawatir, NASA telah mengembangkan teknologi baterai solid-state sendiri. Nissan Jepang juga berupaya menggunakan ASSB pada kendaraannya pada 2029.

Perusahaan seperti Toyota, Samsung SDI, dan Volkswagen juga ikut mengembangkan baterai generasi baru untuk digunakan sebelum akhir dekade ini.

Saat ini merupakan masa politik yang menarik. Meskipun Tiongkok menghadapi tarif yang tinggi di AS, Tiongkok meningkatkan produksi kendaraan listrik dan berharap dapat memimpin pasar dengan baterai barunya di masa depan.

Prospek persaingan yang ketat mungkin memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk meningkatkan penelitian dan pengembangan agar menghasilkan produk yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Dikutip dari The Cool Down, Rabu (17/7), Undang-Undang Pengurangan Inflasi telah menarik miliaran dolar investasi energi ramah lingkungan.

Teknologi penyimpanan baterai menjadi hal yang sangat penting karena sumber energi terbarukan terus mengalir ke jaringan listrik.

Tiongkok Miliki Pabrik Peralatan Tenaga Surya di AS

Beberapa produsen panel surya terbesar di Tiongkok mulai mendirikan pabrik di AS berkat subsidi manufaktur energi ramah lingkungan yang terkandung dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi tahun 2022 yang dicanangkan oleh Presiden Joe Biden.

Berikut adalah daftar perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di pabrik peralatan tenaga surya AS, dikutip dari Reuters, Rabu (17/7):

ILLUMINATE USA
Illuminate adalah perusahaan patungan antara pembuat peralatan tenaga surya asal Tiongkok Longi dan pengembang proyek energi ramah lingkungan asal AS Invenergy. Perusahaan mulai memproduksi panel surya di pabrik berkapasitas 5 gigawatt (GW) di Pataskala, Ohio, pada Februari.

TRINA SOLAR
Trina menghabiskan US$200 juta (Rp 3 triliun) untuk pabrik modul surya berkapasitas 5 GW di Wilmer, Texas. Pabrik tersebut menciptakan 1.500 lapangan kerja.

JINKO SOLAR
Jinko membuka pabrik panel berkapasitas 400 megawatt di Jacksonville, Florida, pada 2018.

JA SOLAR
JA Solar menghabiskan US$60 juta (Rp 969 miliar) untuk pembangunan pabrik panel berkapasitas 2 GW di Phoenix, Arizona. Pabrik ini diharapkan dapat menciptakan lebih dari 600 lapangan kerja.

RUNERGY
Runergy sedang membangun pabrik modul surya berkapasitas 5 GW di Huntsville, Alabama. Pabrik tersebut menciptakan 800 lapangan kerja.

BOVIET SOLAR
Boviet akan menginvestasikan US$294 juta (Rp 4 triliun) di pabrik sel surya dan modul di Greenville, North Carolina. Investasi tersebut diharapkan dapat menciptakan 908 lapangan kerja.

HOUNEN SOLAR
Hounen Solar menginvestasikan US$33 juta (Rp 533 miliar) di pabrik berkapasitas 1 GW di Orangeburg, Carolina Selatan, yang menciptakan 200 lapangan kerja.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.