Katadata Green
Banner

Bencana Alam Rugikan Tiongkok US$13 Miliar pada Januari-Juni

123rf.com/Andrey Kryuchkov
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 15 Juli 2024, 15.26

Bencana alam seperti banjir, kekeringan dan suhu ekstrem merugikan Tiongkok sebesar 93,16 miliar yuan atau US$12,83 miliar (Rp 207 triliun) pada paruh pertama tahun ini, dengan hampir 33 juta orang terkena dampaknya.

Salju lebat, 22 gempa bumi kuat termasuk salah satu gempa berkekuatan 7,1 skala Richter di wilayah barat laut Xinjiang, lumpur dan tanah longsor di wilayah barat daya, serta banjir di Sungai Kuning dan di provinsi selatan semuanya menambah beban yang ada.

Sebanyak 32,38 juta orang terkena dampak, termasuk 322 orang yang meninggal atau hilang. Sekitar 856.000 orang harus mengungsi, 23.000 rumah hancur, dan sekitar 3,17 juta hektar tanaman rusak.

Jumlah orang yang terkena dampak dibandingkan dengan total 48,76 juta orang untuk keseluruhan tahun 2023, ketika 95 orang meninggal atau hilang.

Dampak terhadap perekonomian pada bulan Januari-Juni tahun ini juga lebih buruk dibandingkan periode tahun sebelumnya, ketika negara tersebut mencatat kerugian sebesar 38,23 miliar yuan (Rp 85 triliun).

Berdasarkan data yang tersedia di situs web Kementerian Manajemen Darurat Tiongkok, kerugian tersebut merupakan kerugian terbesar akibat bencana pada semester pertama sejak 2019.

Tiongkok mengalami perubahan suhu yang lebih besar dan memecahkan rekor sejarah dalam beberapa tahun terakhir, sementara curah hujan atau salju semakin tidak menentu, tanda-tanda yang menunjukkan dampak perubahan iklim terhadap cuaca di negara tersebut.

Dana yang disalurkan untuk penanggulangan bencana telah mencapai 4,17 miliar yuan (Rp 9 triliun) pada tahun ini, menurut penghitungan Reuters, dengan 546 juta yuan (Rp 1 triliun) dialokasikan pada bulan lalu untuk produksi pertanian dan bantuan bencana.

Dikutip dari Reuters, Jumat (12/7), juru Bicara Kementerian Manajemen Darurat Tiongkok Shen Zhanli mengatakan cuaca dingin yang berkepanjangan dan salju lebat di bulan-bulan musim dingin sangat mengganggu masyarakat dan mata pencaharian mereka.

Sebagian wilayah Tiongkok selatan seperti wilayah Guangxi, provinsi Guangdong dan Fujian dilanda hujan lebat yang sering terjadi karena musim hujan tahunan dimulai lebih awal dari biasanya. Puluhan orang tewas akibat banjir atau tanah longsor yang disebabkan oleh hujan.

Di waktu yang hampir bersamaan, kekeringan terjadi cukup cepat dan meliputi wilayah yang luas di bagian utara dan sekitar Dataran Tiongkok Utara, sehingga berdampak pada produksi pertanian lokal.

Pada puncaknya, sekitar 6,2 juta hektar lahan pertanian menghadapi kekurangan air dibandingkan dengan rata-rata 2,67 juta hektar pada tahun-tahun lainnya.

Namun, kerugian dapat diatasi karena banyak daerah yang terkena dampak memiliki sistem irigasi dan penyimpanan air yang lebih baik.

Musim kemarau menimpa sekitar 1,29 juta orang di 10 provinsi utara, mengakibatkan kerugian ekonomi sebesar 1,46 miliar yuan (Rp 3 triliun), lebih rendah dibandingkan rata-rata pada periode yang sama.

Dengan semakin dekatnya banjir musim panas, semua jenis risiko telah meningkat secara signifikan, sambil menekankan perlunya rasa tanggung jawab dan urgensi yang lebih besar terhadap keselamatan, pencegahan dan mitigasi bencana serta upaya bantuan.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
Artikel Terpopuler
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.